"Dilaporkan hasil pemeriksaan laboratorium yang kami lakukan termasuk pada tiga orang yang meninggal, satu didiagnosa dengue shock syndrome, satu demam tifoid, dan satu suspek leptospirosis," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono di Jakarta, Jumat.
Sementara hasil pemeriksaan pada orang yang masih sakit diketahui terdapat peningkatan pada beberapa indikator tifoid, suspek leptospirosis, dan tidak terbukti adanya demam berdarah yang sebelumnya hanya suspek.
Anung menegaskan tim yang memeriksa juga tidak menemukan adanya virus lain seperti zika, japanese encephalitis, dan sebagainya yang tidak terbukti ada pada hewan vektor penular.
Dia menerangkan memang sejak tanggal 17 Mei dan seterusnya terjadi peningkatan kasus panas atau demam di masyarakat yang kemudian menjadi kasus kejadian luar biasa.
Pada pemeriksaan kesehatan memang dicurigai ke arah leptospirosis dan tifoid dikarenakan peningkatan kasus panas, namun keduanya tidak saling berhubungan.
Hingga saat ini tim Kementerian Kesehatan masih dalam proses pemantauan tahap kedua di mana menunggu dua kali masa inkubasi atau masa timbulnya gejala setelah terinfeksi virus.
Sebelumnya diberitakan puluhan warga Dusun Garongkong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan mengalami gangguan kesehatan serupa yang belum diketahui penyakitnya. Dari kejadian tersebut sebanyak tiga orang telah meninggal dunia dikarenakan sakit.
Baca juga: Dinas : Leptospirosis rawan serang petani
Baca juga: Mewaspadai tragedi Leptospirosis
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019