"Kami tengah mengkaji lebih lanjut pengembangan kawasan industri pertahanan yang
akan dibangun di Provinsi Lampung," kata Ridho, di Bandarlampung, Rabu.
Ia juga memaparkan beberapa lokasi alternatif di Provinsi Lampung yang dapat dijadikan sebagai pusat pengembangan industri pertahanan tanpa harus melakukan pembebasan lahan.
"Melakukan pengembangan kawasan industri pertahanan bukanlah hal yang mudah, oleh karenanya kita mempersiapkannya dengan sangat matang. Untuk masalah lahan kita sudah menyiapkan beberapa alternatif, yakni di Kabupaten Tanggamus dan Tulangbawang," ujarnya.
Lahan tersebut, lanjut dia, merupakan milik negara sehingga tak lagi mempersoalkan pembebasan lahan, namun kebijakan anggaran yang harus dipersiapkan.
Ridho menjelaskan, latar belakang Provinsi Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera yang memiliki keunggulan komparatif dan strategis.
Menurut Ridho, hal tersebut salah satu alasan pengembangan industri pertahanan harus dilakukan di Provinsi Lampung, mengingat kondisi pulau Jawa saat ini sudah mendekati titik jenuh.
Kemudian dilihat dari sisi letak, sumber daya ketersediaan lahan, serta konektivitas antarwilayah, Gubernur Ridho meyakini bahwa Provinsi Lampung adalah yang paling siap dibandingkan provinsi lain untuk dilakukan pengembangan industri pertahanan.
"Bicara tata letak, Lampung sangat dekat dengan Jawa, sehingga kalau ada apa-apa butuh dukungan bisa dengan cepat. kita juga punya lahan yang siap digunakan ribuan hektare, jauh dari pemukiman tapi dekat dengan jalan tol, hanya satu jam dari pusat Kota Bandarlampung," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhan, Abdullah Sani mengungkapkan, bahwa Lampung memang memiliki prospek yang sangat baik untuk dilakukan pengembangan industri pertahanan ke depan.
Namun demikian, saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari kajian yang dilakukan oleh Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ia menjelaskan, Lampung memang memiliki prospek yang sangat baik untuk dilakukan pengembangan industri pertahanan ke depan.
Namun demikian, lanjut dia, saat ini bekerja sama dengan LAPI ITB untuk melaksanakan pengkajian.
"Hasil dari kajian ini memang masih cukup panjang, tapi dengan kegiatan hari ini kami jadi memiliki gambaran sebagai bentuk tindak lanjut," tambah Abdullah.
Baca juga: Industri pertahanan RI bisa menjadi pesaing kuat negara lain
Baca juga: Tiga menteri lihat roket pesanan Kemenhan
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019