Seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu, Dinda mengatakan keputihan bisa terjadi karena duduk terlalu lama di dalam kendaraan, cuaca lembap, keringat, hingga penggunaan air yang tidak bersih.
"Ini akan memudahkan Candinda albicans untuk berkembang dan menyebabkan berbagai permasalahan di area kewanitaan," kata dia.
Lalu, apa yang harus dilakukan demi terhindar dari risiko keputihan mulai dari perjalanan sampai tiba di tujuan? Berikut kiat dari Dinda:
1. Gunakan toilet kering
Bakteri lebih mudah berkembang di tempat yang basah dan lembap, sehingga usahakan selalu memilih toilet kering, agar risiko terkena bakteri seperti Staphylococcus aureus, E. coli, Bacterial vaginosis, Bacteria doderlain, Candida, Gardnerella vaginalis, serta Ureaplasma semakin berkurang.
2. Pakai sanitizer pada dudukan toilet
Toilet sanitizer dapat membantu menekan bakteri dan mengurangi aroma tidak sedap pada toilet.
3. Rajin mengganti celana dalam
Saat di perjalanan, sebaiknya Anda rajin mengganti celana dalam setiap empat jam sekali. Hal itu dapat membantu menjaga agar area kewanitaan tetap kering. Jangan lupa pilih celana dalam dengan bahan yang nyaman seperti katun.
4. Minum air putih yang cukup
Selain mencegah dehidrasi, minum air putih yang cukup membuat metabolisme jadi lancar dan menghindarkan risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK).
5. Hindari penggunaan pantyliner
Penggunaan pantyliner pada saat traveling akan semakin membuat area kewanitaan terasa lembab.
Selain keputihan, berada di perjalanan juga bisa memicu masalah pada organ kewanitaan lainnya yakni ISK yang ditandai sakit ketika buang air kecil dan urine keruh. Masalah lainnya seperti, infeksi bakteri dan ragi karena kurangnya menjaga kebersihan area kewanitaan, kondisi yang lembap dan hangat selama perjalanan.
Baca juga: Saran dokter untuk ibu hamil yang ingin mudik
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019