"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas Sesar Maratua. Struktur sesar ini termasuk sesar aktif yang berarah tenggara-barat laut," katanya di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa hal itu terlihat dari episenter gempa yang berada pada koordinat 2,62 Lintang Utara dan 117,22 Bujur Timur, atau tepatnya di darat pada jarak 40 kilometer arah Tenggara Kabupaten Bulungan - Kalimantan Utara pada kedalaman 14 kilometer.
Daryono mengatakan struktur sesar Maratua termasuk sesar aktif berarah tenggara-barat laut, yang jalurnya melintas dari Tanjung Mangkalihat hingga Daerah Muara Pangean.
"Hasil monitoring BMKG selama ini memang menunjukkan banyak aktivitas gempa kecil di sepanjang jalur sesar ini," tambah dia.
Hasil analisis sumber gempa menunjukkan gempa signifikan ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar geser cenderung ke arah kiri (strike-slip sinistral).
Berdasarkan laporan dari masyarakat, dampak gempa berupa guncangan yang dirasakan di daerah Tanjung Selor dan sekitarnya dengan skala intensitas II-III Modified Mercalli Intensity (MMI). Getaran berskala intensitas II MMI dapat dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sementara getaran dengan skala III MMI dirasakan nyata di dalam rumah dan terasa seperti ada truk berlalu.
Gempa itu dilaporkan sempat menyebabkan beberapa warga berlarian ke luar rumah karena panik dan terkejut. Namun sampai saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang timbul akibat gempa.
Menurut hasil monitoring BMKG, sampai pukul 14.30 WITA belum ada aktivitas gempa susulan.
Baca juga:
Gempa Cilacap terasa hingga Pantai Suwuk Kebumen
Gempa magnitudo 5,4 di Jayapura akibat sesar Mamberamo
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019