Thiem, yang berakhir sebagai runner-up di Roland Garros, marah ketika diminta memberi jalan bagi Serena saat ia melakukan wawancara pascapertandingan. Saat itu, Serena baru kalah pada putaran ketiga pada pekan pertama turnamen tersebut.
Serena yang baru kalah dua set langsung oleh Sofia Kenin, mendorong penyelenggara untuk memberinya ruang segera dan Thiem menuduh petenis AS itu menunjukkan "kepribadian buruk" dan memperlakukannya seperti "seorang junior".
Baca juga: Serena Williams tersingkir dari putaran ketiga di tangan Sofia Kenin
"Mungkin itu bukan kesalahan Serena," katanya kepada wartawan, Selasa sebagaimana dikutip Reuters. "Saya mengetahui prestasinya luar biasa, sensasional. Saya ingin menebus kesalahan bersama dia ganda campuran di Wimbledon atau US Open.
"Kalau dipikir-pikir, lucu bahwa kesalahan organisasi seperti itu terjadi di turnamen Grand Slam. Yang tidak saya mengerti adalah bahwa itu sangat meledak."
Thiem, seorang spesialis lapangan tanah liat, mengatakan ia ingin meningkatkan rekornya di Wimbledon, di mana ia belum pernah mencapai perempat final. Dia mundur di tengah pertandingan putaran pembuka melawan petenis Siprus Marcos Baghdatis tahun lalu.
"Wimbledon itu istimewa," tambah petenis berusia 25 tahun itu. "Saya ingin menunjukkan diri saya lebih baik dari tahun lalu. Pada saat itu saya sedikit cedera dan harus menyerah pada babak pertama. Sekarang saya melihat peluang bagus untuk melangkah relatif jauh."
Baca juga: Thiem: perjalanan di French Open sangat brutal namun unik
Baca juga: Nadal tundukkan Thiem demi rekor gelar ke-12 French Open
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019