"Karena pada Malam Kebudayaan Indonesia ini kami mengambil tema 'Historical of Sumatera', maka kami mengetengahkan legenda Malin Kundang," kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Cabang Nanning, Verdy Susanto, Sabtu.
Malin Kundang merupakan cerita rakyat Provinsi Sumatera Barat yang mengisahkan tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya sehingga dikutuk menjadi batu.
Alur cerita Malin Kundang tersebut digemari oleh masyarakat China, sama halnya cerita-cerita rakyat Nusantara lainnya macam Ken Arok dan Roro Jonggrang yang sebelumnya juga pernah ditampilkan di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
Lakon yang dipentaskan di kampus Guangxi University di Nanning itu mampu menyedot sekitar 300 penonton dari berbagai negara.
Rangkaian malam kebudayaan tersebut diawali dengan penampilan para pelajar asal Indonesia membawakan lagu "Bendera" dan "Merah-Putih" diikuti dengan Tari Pasambahan yang berasal dari Sumatera Barat
Para mahasiswi asal China yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia juga turut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan menampilkan drama "Buaya Perompa", Tari Tor-Tor, Tari Serampang 12, dan Tari Campak.
Legenda "Malin Kundang" yang kolaborasikan dengan tarian Payung menjadi acara inti kegiatan tahunan yang digelar oleh PPIT Nanning dan didukung oleh Konsulat Jenderal RI di Guangzhou itu.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin turut memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Tiongkok agar terjalin hubungan yang baik antara Indonesia dengan Tiongkok," kata Verdy
Baca juga: Pengingat legenda Malin Kundang di Pantai Air Manis
Baca juga: Ronggeng Dukuh Paruk curi perhatian masyarakat Guilin
Baca juga: Panggung dangdut "Harmoni Cinta Indonesia" goyang Kota Nanjing
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019