"Berdasarkan analisis model gelombang pada 15 Juni 2019 pukul 05.00 WITA hingga pukul 14.00 WITA, tinggi gelombang di sekitar lokasi kecelakaan 0,75 – 1,5 meter," kata Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang, Bambang Setiajid kepada Antara di Kupang, Senin.
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan kondisi cuaca dan tinggi gelombang serta arus laut di lokasi kecelakaan Kapal Motor Nusa Kenari 02 pada Sabtu(15/5).
Baca juga: Basarnas: semua dikerahkan ke lokasi tenggelamnya KM Nusa Kenari
Sementara berdasarkan analisis model arus, pada 15 Juni 2019 pukul 05.00 WITA hingga pukul 14.00 WITA, arah arus menuju Barat dengan kecepatan 80 - 150 cm/s.
"Berdasarkan analisis citra satelit, pada 15 Juni 2019 pukul 06.00 WITA hingga pukul 11.00 WITA, dapat diinformasikan bahwa di sekitar lokasi kejadian kecelakaan perahu kondisi cuaca cerah," katanya.
KM Nusa Kenari 02 milik Pemerintah Kabupaten Alor yang berbobot 23 GT bertolak dari Pelabuhan Kalabahi pukul 01.30 wita tujuan Desa Mademang Kecamatan Purnama
itu.
Kapal yang mengangkut penumpang, semen dan beras serta BBM itu dihantam gelombang dan tenggelam di perairan laut Tanjung Margeta pada Sabtu, (15/6) sekitar pukul 05.00 WITA.
Baca juga: KM Nusa Kenari tenggelam diduga karena kelebihan muatan
Kapal tersebut tenggelam disekitar koordinat 08 26' 51.85" S / 124 24' 38.09" E, Perairan Tanjung Margeta Alor.
Jumlah penumpang diatas kapal tersebut kurang lebih 52 orang, belum termasuk anak buah kapal (ABK) berjumlah 4 orang.
Penumpang dan ABK yang selamat 45 orang, luka ringan 4 orang dan 3 orang meninggal dunia.
Sementara empat orang lainnya belum ditemukan yakni dewasa 2 orang terdiri dari dua dewasa dan dua orang anak.
Baca juga: Delapan orang masih hilang dalam musibah KM Nusa Kenari
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019