• Beranda
  • Berita
  • Fatayat Lebak : Perilaku seks bebas akibat lemahnya pendidikan agama

Fatayat Lebak : Perilaku seks bebas akibat lemahnya pendidikan agama

17 Juni 2019 14:24 WIB
Fatayat Lebak : Perilaku seks bebas akibat lemahnya pendidikan agama
Ketua Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Lebak Siti Nurasiah
Ketua Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Lebak Siti Nurasiah mengatakan perilaku seks bebas yang terjadi di kalangan pelajar akibat lemahnya pendidikan agama juga kurangnya perhatian keluarga.

"Kita merasa prihatin pelajar SMK di Bulukumba, Sulawesi Selatan terjadi kasus asusila di kelas yang diviralkan dan video melalui media sosial," kata Siti Nurasiah saat dihubungi di Lebak, Senin.
Baca juga: Batasi penggunaan gadget kepada anak
Perilaku buruk yang dilakukan pelajar di tanah air belakangan ini marak dengan munculnya kasus tawuran, geng motor hingga seks bebas.

Perbuatan yang tidak terpuji itu tentu mengundang keprihatinan bagi dunia pendidikan, karena mereka tengah menimba ilmu di sekolah.

Penyebab perbuatan pelajar yang tidak terpuji itu akibat lemahnya pendidikan agama, sehingga mereka tidak mengenal secara benar nasihat-nasihat agama.

Apalagi, mata pelajaran pendidikan agama di sekolah relatif terbatas dan hanya dua jam selama sepekan.

Karena itu, pihaknya mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat menambah jam pendidikan agama.

Sebab, pendidikan agama benteng penguatan karakter untuk membentuk akhlak yang mulia dan baik.

"Kita minta pendidikan agama itu ditambah menjadi empat jam selama sepekan juga ada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, penyimpangan seks bebas di kalangan pelajar tentu harus bersinergi antara lingkungan, sekolah dan keluarga.
Baca juga: Komunikasi buruk dinilai penyebab perilaku asusila pelajar Bulukumba
Orangtua harus mengawasi anak-anak mereka,terutama penggunaan jaringan teknologi internet melalui handphone.

Selama ini, kata dia, jaringan teknologi internet cukup mudah untuk mengakses situs pornografi yang bisa memicu anak melakukan perbuatan asusila.

Disamping itu juga peran sekolah sangat diperlukan agar siswa-siswi rajin belajar dengan memberikan bimbingan yang positif.

"Kami yakin jika sekolah, lingkungan dan keluarga berjalan dipastikan anak terbebas dari perbuatan yang tidak terpuji," ujarnya.

Wakil Ketua MUI Kabupaten Lebak KH Akhmad Khudori mengharapkan seluruh sekolah lebih dioptimalkan melaksanakan ekstrakurikuler keagamaan, seperti kegiatan pengajian, diskusi agama hingga belajar membaca Alquran.

"Kami berharap sekolah memiliki kewajiban untuk melaksanakan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Alllah SWT, sehingga pelajar dapat melaksanakan perintahnya juga menjauhi larangannya," katanya.
Baca juga: Kurangnya pengawasan keluarga pengaruhi peristiwa Bulukumba

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019