"Agar pelaksanaan tahun depan lebih baik, sebaiknya disediakan genset di SPBU modular, agar petugas tidak memompa secara manual dan hemat waktu," kata Kepala BPH Migas Fanshurulllah Asa di Jakarta, Rabu.
Catatan lainnya dari hasil evaluasi posko lebaran ESDM adalah kesiapan KIOSK BBM di jarak-jarak tertentu di tol harus dilengkapi modular, motoris, dan stok BBM yang cukup.
Kemudian, hose truk tangki untuk pengisian modular SPBU agar sesuai dengan spesifikasi tangki modular SPBU.
Diusulkan penggunaan sistem navigasi pada truk tangki BBM agar tidak terjadi kesalahan pengiriman.
Selanjutnya, kebijakan penutupan Rest Area di tol Cikampek diusulkan untuk dikaji kembali karena Rest Area selain dimanfaatkan untuk tempat pengisian BBM, dimanfaatkan juga untuk tempat beristirahat dan orang-orang yang sakit.
Catatan lainnya adalah pengelola jalan tol agar tidak mengenakan biaya sewa lahan SPBU Modular maupun kios dalam rangka pemenuhan kebutuhan BBM selama lebaran.
Diusulkan pula penerapan Vehicle Counting System di tol Lampung - Palembang dalam rangka mengurai/mengurangi penumpukan kendaraan. Lanjutnya, perlu adanya pemberian insentif pada Petugas Satgas ESDM. Dibuat media center untuk Posko Nasional KESDM dan adanya petugas Satgas yang ditempatkan di Kementerian Perhubungan. Komunikasi yang intensif dan real time antara petugas monitoring lapangan dengan Petugas Posko.
Baca juga: Evaluasi posko ESDM lebaran, BPH nyatakan tidak ada kelangkaan BBM
Baca juga: BPH Migas instruksikan Pertamina tambah BBM di Tol Trans Sumatera
Baca juga: Pertamina siapkan 200 motor BBM kemasan hadapi mudik
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019