Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyebutkan suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa hari terakhir mencapai titik terendah 18 derajat Celcius.Suhu udara terendah khususnya malam hari, dalam beberapa hari ini berkisar 18 derajat celcius
"Suhu udara terendah khususnya malam hari, dalam beberapa hari ini berkisar 18 derajat celcius," kata Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Sigit, suhu udara dingin yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2019 tersebut disebabkan pada saat ini Yogyakarta telah memasuki musim kemarau di mana cuaca pada musim kemarau didominasi oleh langit cerah tanpa ada tutupan awan.
"Kondisi ini mengakibatkan pelepasan radiasi panas dari bumi ke atmosfer pada malam hari terjadi tanpa halangan sehingga mengakibatkan suhu udara di permukaan bumi cepat mendingin," katanya.
Selain itu, Bulan Juni juga bertepatan saat Australia sedang mengalami musim dingin. Hembusan angin dari Australia ke Asia (monsoon dingin Australia) yang melewati Pulau Jawa berpengaruh terhadap penurunan suhu udara di Yogyakarta.
Faktor pemicu lainnya, lanjut Sigit, yakni posisi matahari yang saat ini dalam gerak semu tahunan berada hampir di garis balik utara tepatnya pada 23.5 lintang utara.
Posisi tepatnya dicapai pada 21 Juni yang berdampak pada menurunnya intensitas radiasi matahari yang diterima wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk di Yogyakarta.
"Interaksi ketiga faktor inilah yang menyebabkan suhu yang kita rasakan dalam beberapa hari ini terasa dingin," kata Sigit.
Selama berlangsungnya suhu udara dingin, ia berharap masyarakat mewaspadai potensi peningkatan penyakit pernafasan yang diakibatkan virus atau bakteri. "Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh," katanya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat tidak menggunakan pendingin udara ruangan dengan menyetel suhu terlalu rendah, menggunakan krim pelembab kulit, mengonsumi makanan secara cukup, serta minum minuman yang hangat.
Baca juga: Aturan empat kali istirahat diterapkan karena suhu panas
Baca juga: Butuh tiga kali NDC global tekan suhu 1,5 derajat celsius
Baca juga: Indonesia perlu waspadai menghangatnya suhu udara dunia
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019