Erick, yang juga menduduki kursi Anggota Dewan Pusat Federasi Bola Basket Internasional (FIBA), mengaku bangga bahwa selama ini olahraga bola keranjang tumbuh dan berjalan berkat kemauan bahu membahu antara swasta bersama masyarakat penggemar basket.
"Tapi kita sekarang bicara Piala Dunia, ini bukan soal swasta saja, harus dan perlu pendampingan pemerintah," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
"Termasuk di dalamnya, membangun tim nasional, itu butuh peran pemerintah," kata Erick menambahkan.
Oleh karena itu, PP Perbasi sejauh ini masih menyematkan label kandidat terkuat pelatih kepala timnas basket putra Indonesia kepada Rajko Toroman, meski mereka melakukan jumpa pers untuk mengenalkan sosok berpengalaman asal Serbia itu.
"Kami ingin 'kulo nuwun' dulu istilahnya ke pemerintah. Kami tidak mau tiba-tiba menodong pemerintah, tapi harus merangkul," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Perbasi perkenalkan Rajko Toroman, walau belum resmi ditunjuk
Pelatih yang akrab disapa Coach Toro itu, disebut Erick telah melewati fase penyaringan ketat sebagai kandidat pelatih timnas basket putra Indonesia dan diyakini bakal turut bisa membantu membidani kelahiran bintang-bintang baru cabang olahraga tersebut.
"Insya Allah Coach Toro kandidat yang tepat," katanya.
Toroman memang memiliki rekam jejak positif di level timnas, dengan jasanya meletakkan pondasi di Iran, negara yang kini menjadi salah satu tim elit basket Asia itu.
Ia juga sukses mengantarkan Filipina menjadi semifinalis Piala FIBA Asia 2011 serta menangani Yordania dalam putaran final Piala FIBA Asia 2015.
Meski sampai saat ini posisi pelatih kepala timnas basket putra Indonesia masih diduduki oleh Wahyu Widayat Jati, Perbasi berharap bisa mengesahkan Toroman sebagai arsitek anyar selepas Pasukan Merah Putih mengikuti turnamen Willian Jones Cup 2019 di Taiwan pada 12-21 Juli mendatang.
Baca juga: Indonesia dapat lampu hijau FIBA usai empat kali ajukan calon pelatih
Baca juga: Resmi, Indonesia tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019