"Kami tidak terlalu mengetahui Kenya. Kami (skuat Aljazair sekarang) tidak pernah melawan mereka," kata Mahrez dalam jumpa pers, Sabtu kemarin.
"Kami sudah menonton banyak video mengenai mereka dan kami sudah pernah menghadapi tim-tim serupa dengan Kenya."
Kenya untuk pertama kali bertanding lagi pada Piala Afrika sejak edisi 2004. Terakhir kali mereka menghadapi Aljazair terjadi 22 tahun lalu.
Baca juga: Ketentuan pertandingan Piala Afrika 2019
Mahrez adalah pemain paling kesohor Aljazair dalam memburu sukses pertama mereka dalam Piala Afrika sejak 1990.
Tetapi pemain sayap Manchester City yang dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Afrika 2016 itu mengaku bukan andalan utama timnya.
"Kami tidak masuk gelanggang dengan mempedulikan siapa pemain paling hebat atau siapa Pemain Terbaik Afrika," kata dia seperti dikutip Reuters. "Saya bagian dari kolektif, yang paling penting adalah tim."
Dia mengaku senang ditunjuk sebagai kapten tim. "Ini tanggung jawab yang dengan bangga saya emban. Anda harus menjadi pemimpin di dalam dan di luar lapangan."
Baca juga: Uganda akhiri penantian 41 tahun dengan taklukkan Kongo 2-0
Baca juga: Senegal tak merasa kehilangan Sadio Mane
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2019