Hal itu dilontarkan Queiroz setelah kemenangan 1-0 atas Paraguay di laga pamungkas Grup B di Stadion Arena Fonte Nova, Salvador, Brazil, Senin dini hari WIB, di mana gol kedua mereka lewat Luis Diaz dianulir oleh wasit Victor Hugo Carrillo usai meninjau VAR sebelum kemudian ia juga membatalkan memberi tendangan penalti untuk Kolombia.
"Sulit untuk berkomentar tentang VAR. Teknologi jelas penting untuk meningkatkan kredibilitas sepak bola, semua orang setuju soal itu, namun kami tak setuju dengan caranya dipakai," kata Queiroz dalam jumpa pers purnalaga dilansir Reuters.
Baca juga: Kolombia pangkas harapan Paraguay untuk melaju ke perempat final
Diaz mencetak gol yang dianulir tersebut dengan sebuah tendangan voli usai menerima umpan terukur dari bintang Kolombia James Rodriguez pada menit ke-70.
Setelah para pemain juga suporter Kolombia melakukan selebrasi, wasit meninjau tayangan ulang VAR sebelum menganulir gol tersebut karena Diaz dinilai menyentuh bola dengan tangan saat mengendalikan umpan kiriman Rodriguez.
VAR kemudian berulah lagi pada masa injury time ketika Diaz dijatuhkan oleh Gustavo Gomez di dalam kotak penalti yang segera direspon wasit dengan menunjuk titik putih. Namun, sesaat berselang wasit meninjau tayangan ulang VAR demi membatalkan keputusannya tersebut.
"Ada yang harus diubah, sebab suporter kebingungan juga pelatih dan pemain. VAR seharusnya membuat sepak bola menjadi lebih jelas dan obyektif, namun yang terjadi sebaliknya," kata Queiroz.
"Kita semua harus mempertimbangkan ulang hal ini untuk kebaikan sepak bola, sebab para suporter tak senang begitu juga kami," ujarnya menambahkan.
Hasil kontra Paraguay membuat Kolombia menyapu bersih tiga laga penyisihan Grup B dengan koleksi sembilan poin untuk memuncaki grup tersebut.
Di perempat final, Kolombia akan menghadapi peringkat kedua Grup C, yang saat ini diduduki oleh Uruguay.
Baca juga: Paraguay berharap hasil Ekuador-Jepang menguntungkan
Baca juga: Ringkasan Grup B, Argentina lolos dari lubang jarum dampingi Kolombia
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019