• Beranda
  • Berita
  • Akademisi Uncen dorong pelestarian-perluasan hutan sagu

Akademisi Uncen dorong pelestarian-perluasan hutan sagu

24 Juni 2019 13:10 WIB
Akademisi Uncen dorong pelestarian-perluasan hutan sagu
Akademisi dari Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua Josh R. Mansoben (ANTARA News Papua/Musa Abubar)
Akademisi dari Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua Josh R. Mansoben mendorong pelestarian dan juga perluasan kawasan hutan sagu di daerah tersebut

Kepada ANTARA di Jayapura, Senin, Josh menegaskan, pohon sagu harus dijaga dan dilestarikan, dan mungkin harus ada upaya-upaya ke depan untuk memperluas hutan-hutan sagu yang ada.

"Sebab, hutan-hutan sagu yang sudah ada ini kan hutan sagu alam, sehingga ke depan hutan sagu alam itu perlu dilestarikan," kata Josh yang juga dosen Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Uncen.

Baca juga: Masyarakat Sorong diminta lindungi hutan sagu

Menurut dia, kehidupan masyarakat khususnya di Papua sejak zaman dahulu hingga kini masih tetap bergantung pada hutan sagu alam, meskipun kini terus bertambah banyak.

"Itu berarti harus ada perluasan lahan, harus ada upaya-upaya kedepan yang harus didorong oleh Pemerintah untuk memperluas hutan sagu itu," katanya.

Kawasan hutan sagu ini, kata dia, harus didorong dalam suatu peraturan daerah bahwa hutan sagu itu adalah hutan adat sehingga tidak boleh dirusak sembarangan.

Baca juga: Penerbitan izin pembangunan kawasan hutan sagu dilarang Pemprov Papua

"Karena sagu itu kan makanan khas orang Papua, jadi kalau rusak berarti sama saja mau membunuh orang Papua, ini yang utama," katanya.

Kemudian, tambah dia, berbagai nilai-nilai budaya yang ada hubungannya dengan sagu itu juga harus dilestarikan dan dikembangkan.

"Dengan demikian, orang tetap menjaga dan melestarikan sagu sebagai sumber kehidupan. Karena banyak ahli diluar negeri yang menilai bahwa sagu adalah pohon kehidupan," katanya.
Baca juga: Melihat proses pengolahan sagu di Kampung Sira (foto dan video)

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019