"Pada libur Lebaran 2019, jumlah pengunjung harian tertinggi terjadi pada Sabtu (8/6) atau H+3 Lebaran sebanyak 23.902 orang. Sedangkan pada tahun lalu, jumlah pengunjung harian bisa mencapai 28.700 orang pada H+2 libur Lebaran," kata Manajer Humas dan Kerja Sama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kawasan Bogor selaku pengelola PKT Kebun Raya Bogor, Ayi Doni Darussalam di Bogor, Senin.
Selain kunjungan pada H+3 Lebaran 2019, lanjut Doni, selama H+1 hingga H+4 Lebaran 2019 ini jumlah rata-rata pengunjung Kebun Raya Bogor mencapai 4.000 hingga 17.000 orang dalam sehari.
"Kami perkirakan penurunan jumlah pengunjung itu karena mereka kesulitan mencari area parkir di luar Kebun Raya Bogor," kata Doni.
Selama masa libur Lebaran 2019, lanjut Doni, pengelola melarang kendaraan pengunjung masuk ke dalam Kebun Raya Bogor.
Pelarangan tersebut bertujuan untuk menjaga kenyamanan para pengunjung yang berada di dalam Kebun Raya Bogor.
"Jumlah pengunjung pada libur Lebaran membludak dibandingkan hari biasa. Kendaraan-kendaraan yang melintas di dalam Kebun Raya Bogor akan mengganggu kenyamanan para pengunjung itu," katanya.
Baca juga: Kebun raya Bogor pamerkan puluhan jenis baru tumbuhan
Namun, Doni mengatakan larangan kendaraan untuk masuk Kebun Raya Bogor hanya bersifat situasional saat jumlah pengunjung membludak.
"Pada Senin hingga Sabtu, selain masa libur Lebaran, mobil pengunjung diperbolehkan masuk dan berkeliling Kebun Raya Bogor di jalur yang tersedia," ujar Doni.
Pengelola Kebun Raya Bogor mengimbau kepada masyarakat agar menggunakan kendaraan umum jika akan berkunjung ke kawasan yang punya koleksi 12.141 spesimen dari 1.202 jenis tanaman itu pada masa libur Lebaran.
Faktor lain
Selain lahan parkir yang minim di luar Kebun Raya Bogor, variasi tempat liburan di Bogor yang semakin banyak dan beragam juga menjadi penyebab penurunan jumlah pengunjung pada masa libur Lebaran 2019 dibandingkan periode yang sama pada 2018.
"Meski begitu, kami optimistis Kebun Raya Bogor akan tetap menjadi tujuan wisata favorit di Bogor karena ragam koleksi tanaman dan kesejukan di dalamnya," kata Doni.
Kebun Raya Bogor yang didirikan pada 18 Mei 1817 di bawah pimpinan Profesor Caspar George Carl Reinwardt tersebut semula menjadi pusat penelitian tanaman yang hanya memiliki nilai ekonomi bagi pemerintah kolonial Belanda.
Kebun Raya Bogor lantas menjadi pusat penelitian dan konservasi beragam tanaman dan "menjelma" sebagai kebun botani terbaik keenam di dunia, serta terbaik di Asia Tenggara.
Baca juga: Menjelajah Kebun Raya Bogor tanpa tersesat dengan Jawara
Pewarta: Aditya Pradana Putra
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019