• Beranda
  • Berita
  • Masih ditemukan di Solo, rumah makan gunakan elpiji subsidi

Masih ditemukan di Solo, rumah makan gunakan elpiji subsidi

25 Juni 2019 16:23 WIB
Masih ditemukan di Solo, rumah makan gunakan elpiji subsidi
Sidak elpiji 3 kg oleh Pertamina, Dinas Perdagangan Kota Surakarta, dan Hiswana Migas di Sate Kambing Pak Samin (Foto: Aris Wasita)

Kami masih masa promo, jadi dua tabung elpiji melon ditukarkan dengan satu tabung brightgas isi

Sejumlah rumah makan di Kota Solo, Jawa Tengah, masih menggunakan elpiji subsidi atau ukuran tabung 3 kilogram yang seharusnya untuk masyarakat miskin dan usaha kecil.

Dari hasil sidak yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) bersama Pemerintah Kota Surakarta dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) di Solo, Selasa, didapati beberapa rumah makan masih menggunakan elpiji melon.

Di sela sidak, Sales Eksekutif Elpiji Region IV Pertamina Adeka Sangtraga Hiptapriya mengatakan tiga rumah makan tersebut seharusnya sudah masuk kategori usaha menengah yang tidak lagi berhak atas elpiji subsidi.

"Kalau dilihat kan omzet mereka sudah lumayan," katanya.

Sebagai tindak lanjut, elpiji melon yang diperoleh dari hasil sidak tersebut ditukarkan dengan elpiji nonsubsidi brightgas ukuran tabung 5,5 kilogram.

"Kami masih masa promo, jadi dua tabung elpiji melon ditukarkan dengan satu tabung brightgas isi," katanya.

Terkait tujuan sidak tersebut, pihaknya ingin memantau konsumsi elpiji subsidi pascalebaran.

"Kami ingin melihat apakah kesadaran masyarakat sudah tumbuh. Kami monitor ini sekaligus melakukan edukasi. Sebetulnya sosialisasi ini sudah sering kami gaungkan," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, fakta di lapangan masih ada pengguna elpiji 3 kilogram yang belum sadar.

"Sebetulnya aturan kan sudah jelas. Pada skala UKM, konsumsi elpiji 3 kilogram ini khusus untuk usaha yang omzetnya masih di bawah Rp300 juta per tahun. Di atas itu sudah harus menggunakan elpiji nonsubsidi," katanya.

Sementara itu, dari hasil sidak didapati terdapat 28 tabung elpiji 3 kilogram masih digunakan di rumah tiga rumah makan tersebut.

"Hanya di satu rumah makan yang tabungnya belum ditukar karena tadi alasannya pemilik sedang tidak di tempat. Ini yang kadang jadi kendala kami saat melakukan sidak di lapangan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Elpiji 3 kilogram Hiswana Migas Surakarta Agustinus Aditya menyatakan dukungannya pada program pemerintah.

"Termasuk kalau ada rumah makan yang masih menggunakan elpiji 3 kilogram, kami minta agar mereka mengganti elpiji nonsubsidi. Elpiji 3 kilogram kan memang disubsidi dan hanya untuk masyarakat yang membutuhkan," katanya.

Baca juga: Pemkot Pontianak-Pertamina sidak rumah makan gunakan elpiji subsidi
Baca juga: Bareskrim selidiki penyebab elpiji tiga kilogram langka

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019