• Beranda
  • Berita
  • Daun kelapa sawit bisa dijadikan antimalaria tim mahasiswa Unimed

Daun kelapa sawit bisa dijadikan antimalaria tim mahasiswa Unimed

26 Juni 2019 17:15 WIB
Daun kelapa sawit bisa dijadikan antimalaria tim mahasiswa Unimed
Mahasiswa Universitas Negeri Medan memanfaatkan limbah daun kelapa sawit di Desa Rawa Sari, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara sebagai antimalaria. (FOTO ANTARA/Istimewa).

Pemanfaatan daun kelapa sawit menjadi antimalaria merupakan inovasi baru, dalam memanfaatkan daun kelapa sawit

Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) berhasil memanfaatkan limbah daun kelapa sawit di Desa Rawa Sari, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara untuk dijadikan sebagai antimalaria bagi masyarakat di daerah itu.

Ketua Tim Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Unimed, Elfrida Sitinjak, Rabu, di Medan mengatakan daun kelapa sawit selama ini hanya dibuang dan menjadi limbah sawit, yang akhirnya menyebabkan banyaknya nyamuk bermunculan sehingga menimbulkan tersebarnya virus malaria.

Hal ini, menurut dia, dihadapi oleh Kelompok Tani Rawa Sari di Desa Rawa Sari, dan banyaknya limbah daun kelapa sawit yang menjadi sarang nyamuk.

"Melihat kejadian itu, empat orang mahasiswa yang tergabung dalam Tim PKM Universitas Negeri Medan (Unimed) menawarkan solusi limbah daun sawit yang menjadi sarang nyamuk," ujar Elfrida.

Ia menyebutkan, pemanfaatan daun kelapa sawit menjadi antimalaria merupakan inovasi baru, dalam memanfaatkan daun kelapa sawit.

"Dengan adanya kegiatan ini semoga daun kelapa sawit tidak hanya menjadi limbah saja, tetapi dapat dimanfaatkan menjadi antimalaria," katanya.

Salah seorang petani sawit di Desa Rawa Sari, Susarianto mengaku sangat senang dengan adanya program dari mahasiswa Unimed itu.

"Karena sangat membantu kami dalam menyelesaikan masalah banyaknya nyamuka di Desa Rawa Sari," ujarnya.

Keempat mahasiswa Unimed yang tergabung dalam PKM, yakni Elfrida Sitinjak (Fisika 2016), Daniel Suparman Manalu (Mesin 2016), Elysabeth Luisa Pakpahan (Fisika 2016) dan Figertana Hykman Bangun (Biologi 2017) yang dibimbing dosen pendamping Dr Rita Juliani, M.Si.


Baca juga: Unair Temukan Antimalaria Dari Sambiloto dan Cempedak

Baca juga: Kulit batang cempedak untuk obati malaria

Baca juga: Ahli kehutanan IPB kembangkan obat anti malaria

Baca juga: BPPT -Jepang kerja sama pengembangan obat anti-malaria

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019