"31 PAC se-Surabaya sepakat mengajukan satu nama, yakni Whisnu Sakti Buana (WS) sebagai ketua PDI Perjuangan Surabaya," kata Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya Syaifudin Zuhri di Surabaya, Kamis.
Syaifudin mengatakan ada usulan kembali menyukseskan nama Whisnu Sakti Buana sebagai Ketua PDI Perjuangan Surabaya. Usulan itu datang dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Surabaya di tingkat kecamatan.
Baca juga: Gus Hans : Whisnu pantas dapat dukungan PDIP maju Pilkada Surabaya
Baca juga: 1.005 anak ranting PDIP inginkan Whisnu sebagai Cawali Surabaya
Baca juga: PDIP: Whisnu Sakti layak lanjutkan kesuksesan Risma pimpin Surabaya
Whisnu Sakti sendiri telah berada di jajaran pimpinan DPC PDIP Surabaya selama 15 tahun. Whisnu menjadi Sekretaris DPC PDIP Surabaya selama 5 tahun pada 2005-2010, kemudian menjadi Ketua DPC PDIP Kota Surabaya selama 2 periode yakni 2010-2015 dan 2015-2020.
Artinya, lanjut dia, jika kali ini disetujui DPP PDI Perjuangan, kepemimpinan Whisnu Sakti Buana akan bertambah 5 tahun lagi pada periode 2020-2025. Total bakal 20 tahun Whisnu berada di jajaran pimpinan PDIP Surabaya.
Saat ditegaskan apakah tidak ada calon lain yang diusulkan, Syaifudin mengatakan bahwa hanya muncul satu nama saja di lingkungan PDI Perjuangan Surabaya. "Iya, aklamasi ajukan Whisnu sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya," katanya.
Meski demikian, Syaifudin mengatakan mekanisme pemilihan ketua DPC tersebut akan ditentukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP sesuai dengan aturan yang ada. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur juga berhak mengusulkan nama calon ketua DPC ke DPP. "Penentunya tetap ada di DPP," kata Syaifudin.
Seperti diketahui, DPC PDI Perjuangan Surabaya akan menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) di Gedung Wanita, Jalan Kalibokor Surabaya, Kamis malam (27 Juni 2019). Dalam agenda Rakercab tersebut, selain membahas mekanisme pengajuan nama calon Ketua DPC, juga sebagai ajang sosialisasi hasil dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tentang mekanisme partai dalam mencanangkan PDI Perjuangan menjadi partai pelopor.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
