Pernyataan HAMAS tersebut dikeluarkan sehari setelah Bahrain --satu negara pulau di Teluk-- menjadi tuan rumah lokakarya "perdamaian buat kemakmuran" guna membahas proposal ekonomi dari "Kesepakatan Abad Ini" Presiden AS Donald Trump, bagi penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Selama dua hari belakangan, pegiat di Bahrain telah keluar untuk menentang konferensi pimpinan AS tersebut melalui media sosial, kendati lokakarya itu dituan-rumahi oleh pemerintah mereka di Manama, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis. Sebagian dari mereka menyampaikan penolakan dengan mengibarkan bendera Palestina di rumah mereka.
Pernyataan HAMAS itu menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai upaya untuk menghilangkan masalah Palestina dan menukar hak mereka dengan uang politik.
"Dukungan rakyat Bahrain buat Palestina tidak mengejutkan, terutama karena mereka (rakyat Bahrain) diikenal karena posisi etik mereka," tambah pernyataan HAMAS.
Gerakan tersebut menyeru rakyat Bahrain agar terus menolak normalisasi hubungan dengan "musuh Zionis".
Sekalipun saat pemimpin Palestina memboikot konferensi dua-hari itu, kegiatan tersebut tetap dilaksanakan pada Selasa.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Palestina sebut Deal of The Century sebagai Kesepakatan Terburuk
Baca juga: Kushner: Kesepakatan Palestina-Israel tak sejalan inisiatif damai Arab
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019