"Provinsi NTT memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah namun belum dikelola secara optimal oleh petani karena kurangnya pendampingan ahli bidang pertanian, perkebunan dan kemaritiman," kata Herry Zadrak Kotta kepada Antara di Kupang, Jumat.
Herry mengatakan hal itu terkait harapan terhadap Jokowi-Ma'ruf Amin setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi yang mengesahkan kemenangan pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.
Menurut dia, kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas menjadi salah satu kendala dalam pengembangan potensi pertanian, perkebunan dan kemaritiman di daerah ini.
Menurut dia, para petani kurang memiliki pengetahuan yang memadai dalam sistem pengolahan lahan yang mampu mendongkrak hasil usaha yang melimpah karena minim dengan pendampingan tenaga ahili untuk pengembangan ketiga sektor unggulan di NTT itu.
"Para petani di NTT memiliki keterbatasan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan perkebunan serta kemaritiman sehingga hasil usaha yang diperoleh belum maksimal jika dilihat dari potensi yang melimpah," kata Herry.
Ia mengatakan, apabila ada pendampingan yang optimal dilakukan tenaga ahli maka potensi ekonomi yang dimiliki daerah ini mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.
Menurut dia, pendampingan yang dilakukan para ASN di Provinsi NTT maupun kabupaten/kota tidak berjalan maksimal karena pendekatan dilakukan tidak secara rutin terhadap para petani.
Selain pendampingan tenaga ahli juga dibutuhkan teknologi dalam menunjang usaha petani seperti traktor.
"Lahan pertanian sangat luas namun tidak dikelola maksimal karena terkendala tenaga untuk mengolah lahan yang begitu luas,sehingga pemerintah pusat perlu mengalokasikan bantuan berupa fasilitas traktor untuk mendukung pengembangan usaha petani di NTT," tegas Herry.
Baca juga: Wisudawan terbaik IPB siap majukan peternakan NTT
Baca juga: Presiden Jokowi: NTT harus tingkatkan produktivitas pertanian-perikanan
Baca juga: Ribuan hektare persawahan NTT belum ditanami, sebut Dinas Pertanian
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019