"Rencana Disdik itu bagus. Tapi penuhi dulu untuk anak Pekanbaru, baru anak imigran. Apalagi sekarang banyak warga kita yang mengeluh tidak diterima di beberapa sekolah negeri," kata Anggota DPRD Pekanbaru, Mulyadi di Pekanbaru, Jumat.
Rencana Dinas Pendidikan yang bakal memfasilitasi ruang belajar sekolah untuk anak pengungsi/imigran di Kota Pekanbaru, telah menimbulkan beberapa pandangan di tengah masyarakat. Ada yang pro dan yang kontra.
Namun, kebanyakan masyarakat Kota Pekanbaru sangat mendukung rencana tersebut karena mempertimbangkan dan menghargai nilai luhur Hak Asasi manusia, apalagi untuk seorang anak berhak memperoleh pendidikan.
Politisi PKS ini berpendapat, pemenuhan hak anak dalam memperoleh pendidikan khususnya bagi anak imigran ini, juga harus betul-betul mempertimbangkan kearifan lokal. Jangan sampai terjadi kecemburuan sosial di tengah masyarakat, apalagi di tahun ajaran baru ini, sekolah berstatus negeri banyak diidam-idamkan orangtua siswa untuk memasukkan anaknya bersekolah di sekolah tersebut.
"Kalau Disdik tetap dengan rencana itu, tolong penuhi dulu untuk anak warga lokal," katanya.
Sebelumnya Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru telah menetapkan 12 Sekolah Dasar Negeri yang akan jadi lokasi pendidikan bagi 200-an anak imigran setempat.
"Penetapan ini diambil setelah menggelar rapat koordinasi penanganan pengungsi, kemarin," kata Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal.
Abdul Jamal menjelaskan Disdik memastikan sekitar 200-an anak imigran akan ikut pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019/2020. Sedangkan penetapan lokasi pendidikannya sudah didata sesuai dengan yang terdekat dengan tempat penampungan imigran.
Diakuinya untuk penerimaan PPDB tahun ini baru diperuntukkan bagi anak imigran yang berada pada tingkat sekolah dasar saja dulu seperti yang sudah dilakukan Medan. "Kalau rencana ini berjalan di tahun ajaran baru nanti, kita nomor dua setelah Medan sebagai pembuat program bersekolah bagi anak imigran,” ujarnya.
Syarat lainnya untuk bisa bersekolah, kata Jamal, adalah anak-anak imigran harus bisa berbahasa Indonesia. Ini dilakukan agar mereka bisa berbaur dan mengikuti pelajaran di sekolah Indonesia.
"Jadi sistemnya dititip ke sekolah yang muridnya kurang. Ada yang tiga orang di satu sekolah, atau bisa lebih. Sesuai dengan jumlah kuota yang mampu ditampung di situ," tuturnya.*
Baca juga: Pekanbaru membuka pintu 12 sekolah dasar untuk anak imigran
Baca juga: 200 anak imigran siap bersekolah di SD Pekanbaru
Pewarta: Vera Lusiana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019