Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tengah akan menjadikan Desa Dolago dan Torue, Kecamatan Parigi Barat, sebagai sentra pengembangan ikan bandeng di sektor hulu berupa pembudidayaan secara intensif dan usaha hilir berupa pengolahan hasil (industrialisasi) untuk meningkatkan nilai tambah.Tahun ini kita petakan dulu semua potensi dan masalah lalu tahun depan kita memulainya secara bertahap
"Tahun ini kita petakan dulu semua potensi dan masalah lalu tahun depan kita memulainya secara bertahap," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Hasanuddin Atjo, Senin, usai bertatap muka dengan puluhan petambak ikan bandeng di Desa Dolago, Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi Moutong.
Menurut Atjo, kedua desa ini sangat potensial untuk menjadi sentra pengembangan ikan bandeng baik hulu maupun hilir karena memiliki potensi dan peluang yang baik antara lain lahan pertambakan yang sudah produktif sekitar 500-an hektare.
Warga desa juga sudah terbiasa dengan usaha tambak ikan bandeng meski selama ini produktivitas mereka masih sangat rendah, dan lokasi pertambakan itu terletak di jalur trans Sulawesi yang kini sangat ramai lalu lintas yang menfghubungkan Manado-Gorontalo-Palu-Poso dan Makassar.
Belum ada catatan pasti produktivitas tambak rakyat di lokasi itu, namun H. Djalil, salah seorang petambak bandeng menyebutkan masih sangat rendah karena mereka kekurangan benih dan sarana produksi seperti pupuk dan pakan.
"Akibatnya masa panen sangat panjang karena perkembangan fisik ikan terlalu lambat sebab kekurangan pupuk," ujarnya saat berdialog dengan tim dari Dinas KP Sulteng dan Dinas KP Parigi Moutong dalam sekolah lapang bagi para petambak, akhir pekan lalu.
Bahkan Kadis KP Parigi Moutong Effendy Batjo mengungkapkan bahwa petambak bandeng di bagian utara Parigi Moutong banyak yang ditangkap polisi karena terpaksa harus membeli pupuk SP-36 secara diam-diam ke Provinsi Gorontalo dan akhirnya harus berurusan dengan penegak hukum.
Hasanuddin Atjo menjelaskan untuk mempersiapkan Dolago dan Torue sebagai sentra produksi ikan bandeng hulu dan hilir, maka beberapa hal penting yang harus dilakukan saat ini adalah mendata kembali para petambak serta potensi lahan yang tersedia lalu memperkuat organisasi kelompok pembudaya.
"Kelompok petani pembudidaya ini harus kuat karena inilah forum untuk merencanakan pola budidaya, kebutuhan sarana produksi, benih, dan pola panen," ujarnya.
Menurut Atjo, selama ini petambak mengeluh bukan saja produktivitas rendah tapi harga ikan rendah. Ini karera panennya tidak terpola, waktunya tidak pasti, sehingga tidak ada posisi tawar terhadap pasar. Kalau pola budidaya dan panen di atur, maka pasar akan melirik karena produksi terjamin kepastian dan volume serta kesinambungannya.
Kalau soal sarana produksi, katanya, itu tidak sulit dipenuhi kalau kelompok pembudidaya dengan bantuan Dinas KP Kabupaten Parimo bisa membuat perencanaan kebutuhan definitif setiap tahun, demikian halnya dengan benih, pakan dan obat-obatan.
DKP Sulteng dan DKP Parigi Moutong akan memberikan pendampingan yang berkesinambungan kepada masyarakat di dua desa itu, baik dalam hal teknis budidaya yang intensif maupun pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah seperti bagaimana cara menghasilkan ikan bandeng tanpa duri (tulang).
"Kalau ini dilaksanakan dengan sinergis dan konsisten, saya yakin Dolago dan Torue dalam dua atau tiga tahun ke depan bisa menjadi sentra ikan bandeng yang maju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Atjo lagi.
Soal pemasaran, tidak perlu diragukan karena Parigi-Moutong ini terletak di jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Manado (Sulut) yang kini berkembang menjadi daerah tujuan wisata yang digandrungi wisatawan mancanegara yang tentu saja membutuhkan sumber-sumber protein antara lain dari ikan bandeng.
Baca juga: LIPI berhasil kembangkan budidaya gabungan teripang-bandeng-rumput laut
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019