• Beranda
  • Berita
  • Politisi Nasdem sarankan tiga parpol tetap jadi oposisi

Politisi Nasdem sarankan tiga parpol tetap jadi oposisi

1 Juli 2019 12:57 WIB
Politisi Nasdem sarankan tiga parpol tetap jadi oposisi
Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Taufiqulhadi memberikan pernyataan kepada media di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin. (Imam B)
Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Taufiqulhadi menyarankan agar Partai Gerindra, PKS dan PAN tetap berada di luar pemerintahan, karena berdampak baik bagi iklim demokrasi Indonesia yaitu agar ada partai politik oposisi.

"Saya menyarankan agar Gerindra, PKS, dan PAN berada di luar pemerintahan, itu baik untuk Indonesia dan demokrasi. Jadi tidak perlu meminta atau diajak berada dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf," kata Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Baca juga: Petinggi Gerindra sebut akan tetap menjadi oposisi

Dia mengatakan, pernyataannya itu bukan permasalahan setuju atau tidak, ketiga partai itu bergabung dalam pemerintahan namun demi kepentingan bangsa dan negara.

Menurut dia, dalam iklim demokrasi Indonesia harus ada pandangan yang berbeda sehingga kalau semua parpol bergabung dalam pemerintahan, maka nanti dianggap Indonesia balik ke era orde baru.

"Pemerintah tanpa oposisi itu bagi koalisi yang memerintah adalah ideal namun tidak ideal untuk rakyat Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Pengamat: perlu oposisi dalam sistem politik demokrasi

Menurut dia, kalau ketiga parpol itu mau bergabung silahkan saja namun partai koalisi Jokowi sudah berpengalaman di periode sebelumnya, yaitu ada parpol yang bergabung namun terkesan tidak ikhlas.

Taufiqulhadi menjelaskan, ketika PPP dan Partai Golkar gabung dalam koalisi Jokowi-JK pasca-Pemilu 2014, mereka total mendukung pemerintahan.

Baca juga: Analis: Peran oposisi tidak kalah terhormat dari penguasa

"Namun ketika PAN gabung, menurut saya setengah-tengah karena menghitung sebagai teman tidak bisa, sebagai lawan pun tidak bisa. Harus perjelas sikapnya seperti PPP dan Golkar," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019