Pantauan di lapangan, Senin, sejumlah warga dari Watu Lawang dan Pasir Salam, terlihat dengan sabar berjalan menyusuri hutan untuk mencari genangan sumber mata air.
Hayubi, salah seorang warga Watu Lawang mengaku, terpaksa harus berjalan hingga satu jam dari rumahnya agar bisa mendapatkan air bersih untuk memenuhi keperluan mandi dan cuci saja, akibat kekeringan yang telah berlangsung selama dua minggu terakhir ini.
"Ya beginilah kalau lagi musim kemarau, air susah. Sudah biasa ini dari kemarin bersama warga rebutan air antre isi jerigen, karena sumbernya memang ini satu-satunya .untuk warga empat kampung," katanya.
Hasanah, seorang warga lainnya menjelaskan, bersama warga lainnya bahkan rela mencuci dan mengambil air di waktu siang, supaya tidak bersamaan dengan warga lainnya.
"Kalau sore atau pagi itu ramai. sementara genangan sumber air juga sedikit, makanya ibu pilih siang," katanya.
Lurah Gerem, Deny Yuliandhi mengaku sudah menyurati sejumlah instansi terkiat agar bisa memberikan air bersih yang layak untuk keluarganya, namun sayang bantuan berupa air bersih yang diharapkan tidak juga kunjung datang.
"Di wilayah kami ada dua kampung atau dua RT yang mengalami kekeringan. di Watu Lawang ada 130 KK dan Pasir Salam ada sekitar 80 KK. Warga itu paling jauh ambil ke perkampungan sebelah turun ke bawah gunung di Kemelaka, tapi airnya sedikit. Kami minta ke BPBD Cilegon tapi diberi air kemasan, makanya kami sekarang minta ke PDAM semoga sesuai harapan," katanya.
Camat Pulomerak Muhamad Hatta menjelaskan, kekeringan di wilayah Cilegon tidak hanya terjadi di wilayah Kecamatan Grogol, tetapi juga sebagian wilayah Kecamatan Pulomerak, yang terjadi seperti di wilayah Gunungbatur, Tembulun, dan Cipala.
"Iya kekeringan juga melanda wilayah pulomerak, tapi ini memang sudah biasa terjadi tiap tahunnya di musim kemarau," ujarnya.
Baca juga: 1.100 KK di Lebak kesulitan air bersih
Baca juga: Ratusan KK di Gunung Kidul mulai kekurangan air bersih
Baca juga: Sumber air menyusut, ratusan warga Kediri kesulitan air bersih
Pewarta: Sambas
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019