• Beranda
  • Berita
  • Destry Damayanti paparkan lima program dalam uji kepatutan-kelayakan

Destry Damayanti paparkan lima program dalam uji kepatutan-kelayakan

1 Juli 2019 19:35 WIB
Destry Damayanti paparkan lima program dalam uji kepatutan-kelayakan
Calon tunggal Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti usai mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (1/7/2019). ANTARA/Satyagraha/am.

Menjaga stabilitas sistem keuangan dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi serta mengembangkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan dapat dijangkau masyarakat luas

Calon tunggal Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memaparkan lima area strategis yang menjadi program prioritas, apabila terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior, untuk mendukung tugas bank sentral dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

"Menjaga stabilitas sistem keuangan dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi serta mengembangkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan dapat dijangkau masyarakat luas," kata Destry saat mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR di Jakarta, Senin.

Destry mengatakan lima area strategis itu antara lain optimalisasi bauran kebijakan yang bersifat akomodatif, pendalaman pasar keuangan, pengembangan sistem pembayaran, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah serta sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Ia menjelaskan optimalisasi bauran kebijakan ini dibutuhkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menyesuaikan terhadap dinamika siklus bisnis dan keuangan yang sedang terjadi.

Kemudian, tambah Destry, pendalaman pasar keuangan yang saat ini masih dangkal, menjadi penting untuk mendukung pembiayaan pembangunan ekonomi yang masih terbatas dari sumber dana pemerintah dan dalam negeri.

Ia mengatakan pengembangan sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien dan inklusif juga penting karena saat ini penggunaan teknologi finansial berkembang pesat dan mulai menggeser pola transaksi konvensional menjadi berbasis non tunai.

"Pelakunya tidak hanya bank, namun juga non bank. Hal ini akan mendorong terjadinya inovasi sistem pembayaran di mana Bank Indonesia dituntut untuk bisa mengembangkan sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien dan inklusif," kata Destry.

Untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, katanya, hal ini menjadi kebutuhan penting karena Indonesia saat ini hanya dijadikan pasar dari produk halal, padahal merupakan negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia.

"Pangsa pasar industri syariah masih rendah, karena pada April 2019 hanya tercatat 5,9 persen untuk industri perbankan, 4,2 persen untuk industri keuangan non bank dan 16 persen di pasar modal. Secara total hanya 8,7 persen dari total industri keuangan di Indonesia," kata Destry.

Terakhir, sinergi dengan pemerintah, OJK maupun DPR dan otoritas lain sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan dalam sistem keuangan yang semakin kompleks serta mendukung penguatan sistem pembayaran dan teknologi finansial.

Destry Damayanti merupakan calon tunggal Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang diajukan Presiden Joko Widodo kepada DPR untuk menggantikan Mirza Adityaswara yang selesai mengemban jabatan tersebut pada 25 Juli 2019.

Saat ini, Destry yang menjabat sebagai Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pernah menduduki jabatan lain seperti Kepala Ekonom Bank Mandiri (2011-2015), Kepala Satuan Tugas Ekonomi Kementerian BUMN (2014-2015) dan Ketua Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (2014).

Baca juga: Destry Damayanti siap diuji DPR calon Deputi Gubernur Senior BI

Baca juga: Ekonom: "tobin tax" salah satu antisipasi dana jangka pendek


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019