Satpol PP berjaga di sekitar kantor UNHCR

3 Juli 2019 16:45 WIB
Satpol PP berjaga di sekitar kantor UNHCR
Satu unit mobil Satpol PP terparkir di dekat kantor Badan PBB untuk pencari suaka (UNHCR) di Menara Ravindo, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019). (ANTARA/Aria Cindyara)

“Kami berjaga saja, memastikan tidak ada kerusakan atas taman atau trotoar milik pemerintah, kata petugas tersebut

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, berjaga di sekitar gedung Menara Ravindo, Kebon Sirih, yang merupakan lokasi Kantor Badan PBB untuk pencari suaka (United Nations High Commissioner for Refugees/ UNHCR).

Di depan gedung tersebut, sejumlah pengungsi Somalia, Sudan, dan Afganistan melakukan aksi unjuk rasa dan meminta tempat tinggal serta suplai makanan.

Salah satu petugas Satpol PP, yang ditemui di depan gedung Menara Ravindo Jakarta Pusat, Rabu, mengatakan pihaknya hanya fokus pada pengamanan inventaris pemerintah daerah.

“Kami berjaga saja, memastikan tidak ada kerusakan atas taman atau trotoar milik pemerintah,” kata petugas tersebut.

Baca juga: Puluhan pengungsi Afghanistan demo UNHCR di Jakarta

Sekitar empat orang anggota Satpol PP tampak berjaga di sekitar gedung tersebut, namun tak ada langkah pengamanan khusus tertentu. Satu unit mobil satuan tersebut juga tampak terparkir di sana.

Sementara itu, menurut pantauan Antara, para pencari suaka tampak memadati trotoar di depan kantor UNHCR itu. Ada pula yang menempati trotoar di seberang gedung Menara Ravindo atau di depan masjid Kementerian BUMN.

Sebelumnya, pihak Satpol PP menegaskan akan mengembalikan para pencari suaka ke Kalideres, yakni tempat mereka sebelum berpindah ke trotoar di Jalan Kebon Sirih.

Salah satu pencari suaka, Abdulkadir Boor, mengaku sudah mengungsi selama satu setengah tahun.

“Saya ingin UNHCR membantu kami dan anak-anak kami untuk mendapatkan rumah, makanan, dan layanan kesehatan. Kami sudah menjadi tunawisma selama satu setengah tahun, maka itu kami berdiri di sini,” katanya kepada ANTARA.

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019