Senior Advisor Lingkungan PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Agus Djoko Ismanto mengatakan kemajuan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mencapai 11 persen hingga saat ini.Membangun PLTA itu kan 70 persen pekerjaan teknik,
PLTA Batang Toru dibangun untuk dapat menghasilkan listrik 510 megawatt, yang berada di tengah habitat spesies baru, orangutan Tapanuli.
"Saat ini 11 persen masih tahap awal membangun fasilitas pendukung," kata dia di Jakarta, Rabu.
Baca juga: NSHE pertajam studi orang utan untuk amdal PLTA Batang Toru
Dia menambahkan fasilitas yang dibangun di tahap awal tersebut antara lain jalan, camp, penghancur batu dan sarana bekerja.
Target operasi (Commercial Operation Date/COD) PLTA Batang Toru pada 2022.
Untuk pembangunan PLTA itu, serapan tenaga kerja diperkirakan pada saat puncak sekitar dua ribu orang selama masa konstruksi.
"Membangun PLTA itu kan 70 persen pekerjaan teknik," tambahnya.
Baca juga: PLTA Batang Toru kurangi emisi karbon 1,6 juta ton
Untuk kepentingan membangun PLTA Batang Toru, NSHE membeli tanah dari masyarakat seluas 669 hektar. Dari total 669 hektar itu, 80 persen lahan sudah dibuka.
Pembangunan PLTA Batang Toru dengan kapasitas 4x127,5 megawatt berlokasi di Sungai Batang Toru, Desa Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, yang akan berkontribusi memasok 15 persen dari beban puncak Sumatera Utara.
PLTA Batang Toru merupakan bagian dari pelaksanaan Program Strategis Nasional untuk mencapai target pembangunan pembangkit Listrik 35.000 megawatt.
Baca juga: Orang utan dikhawatirkan punah akibat pembangunan PLTA Batang Toru
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019