Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap Taman Ismail Marzuki (TIM) menjadi pusat seni dan budaya yang dikenal dan diakui di kancah internasional, terutama setelah revitalisasi yang baru saja dimulai ini rampung.
“Kita rencana untuk membuat Taman Ismail Marzuki sebagai salah satu pusat kebudayaan, bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga Asia dan dunia. Tempat ini bagi budayawan nasional dan internasional untuk bisa ekspresikan karyanya,” kata Anies saat dijumpai usai peletakan batu pertama atau ground breaking revitalisasi TIM di Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: TIM tetap beroperasi selama revitalisasi
Baca juga: Kawasan Cikini akan jadi koridor seni budaya
Selain itu, dia juga ingin agar konsep TIM yang akan berdiri nantinya dapat menunjukkan keterpihakan terhadap kemajuan kesenian dan kebudayaan di Jakarta. Seni dan budaya itulah yang akan memberikan warna kehidupan bagi kota metropolitan ini.
“Gedung memfasilitasi, tetapi karya-karya hebat itu menginspirasi, bukan hanya di dataran skala nasional tapi juga berharap di skala internasional,” katanya.
Proyek revitalisasi TIM akan dibagi dalam dua tahap. Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto, selaku BUMD yang dipercaya untuk menjalankan proyek revitalisasi mengatakan, tahap pertama termasuk pekerjaan struktur untuk bagian kiri TIM.
“Juga hotel, pusat kuliner dan galeri seni plus ruang publik yang hijau dan terbuka,” katanya.
Baca juga: Revitalisasi Taman Ismail Marzuki telan anggaran Rp1,8 triliun
Baca juga: Proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki resmi dimulai
Akan ada pula area parkir untuk kendaraan roda empat. Namun ketersediaan area parkir tersebut akan terbatas.
Untuk pemutakhiran dan peningkatan kawasan pusat seni menuju tingkat internasional itu, Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan APBD sebesar RP1,8 triliun.
Baca juga: Anies ajak warga Jakarta kunjungi pameran JIPFest
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019