"Ini bukan pertama kalinya dia harus menghadapi tekanan, tetapi dia mengejutkan saya dengan beberapa pertarungan yang dia lakukan," kata ayah yang sekaligus pelatih Gauff, Corey kepada Reuters.
"Pesan saya hari ini, tetap sederhana dan pastikan kamu memukul bola dengan keras, dan memukul bola ke arah sudut."
Tidak butuh waktu sama sekali bagi Coco untuk melaksanakan instruksi itu, karena ia berhasil menguasai lapangan dengan mengandalkan pukulan backhand.
Bahkan, Coco pun membuktikan bahwa kemenangan mengejutkan atas rekan senegara Venus Williams di babak pertama bukanlah suatu kebetulan setelah menaklukkan Magdalena Rybarikova 6-3 6-3 turnamen tenis Wimbledon, Kamis dinihari WIB untuk melaju ke babak ketiga.
Gauff, pemain termuda yang berhasil mencapai undian utama tunggal putri Wimbledon melalui kualifikasi dan yang termuda yang memenangi babak utama sejak 1991, membuat mantan semi finalis berusia 30 tahun itu tidak bisa berbuat banyak pada pertandingan yang berlangsung di Lapangan Satu.
Meluncur dengan mudah di atas rumput, dia mengambil alih pertandingan dengan mematahkan servis peringkat ke-139 asal Slovakia itu pada gim keenam dan untuk seterusnya memegang kendali pertandingan.
Rybarikova, semi-finalis pada 2017, sepertinya berharap permainan Gauff akan melorot, tapi justru sebaliknya Gauff seperti tidak memperlihatkan dirinya sebagai seorang petenis remaja tanpa pengalaman.
Dengan penuh ketenangan, Coco terus merebut angka demi angka untuk akhirnya mengakhiri perjuangan lawan yang berumur separuh usianya itu.
Kemenangan sensasional atas idolanya dan juara lima kali Venus Williams, serta penampilannya yang lebih mengesankan membuatnya segera menjadi pusat perhatian di All England Club.
Baca juga: Rybarikova korban kedua petenis muda Gauff di Wimbledon
Baca juga: Kejutan besar, Venus tumbang di tangan anak SMA
Pada pertandingan itu, Coco hanya membuat 18 kali kesalahan sendiri dan jarang salah langkah.
"Saya masih tidak percaya dia berusia 15 tahun," kata John McEnroe, legenda tenis AS pada BBC.
Bahkan, Gauff mengatakan kepada wartawan setelah pertandingan bahwa ia adalah dirinya yang sebenarnya: "Anda bisa memalsukannya sampai Anda berhasil. Tapi saya tidak berpura-pura, setidaknya saat ini."
Hebatnya, minggu lalu Gauff sedang mempersiapkan ujian sains di sekolahnya sebelum bertolak ke London setelah ia dipastikan mendapat jatah wildcard untuk mengikuti babak kualifikasi.
Sekarang, Gauff pun hanya memerlukan satu kemenangan lagi untuk menjadi petenis termuda yang mencapai babak keempat di Wimbledon setelah Jennifer Capriati yang berusia 14, pada tahun 1990.
Melihat dari cara Coco tampil di panggung tenis terbesar di dunia itu, banyak yang menyatakan keyakinannya bahwa ia bisa bertahan lebih lama dan melangkah lebih jauh.
Rybarikova, yang melorot ke peringkat 139, sudah mulai merasakan langkahnya semakin berat dan pada gim keenam, ketika Gauff berhasil mematahkan pukulan groundstroke-nya pada jeda pertama.
Ketika ditanya wartawan arahan telah diberikan oleh orang tuanya Corey dan Candi, yang bersorak setiap ia meraih angka, Coco hanya berujar: "Sederhana saja. Mereka memberi tahu saya, masih ada pertandingan berikutnya. Turnamen belum berakhir."
Baca juga: Gauff mengingatkan Serena kepada masa kecilnya
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019