Kepala BPBD Kabupaten Pemalang Wismo di Pemalang, Kamis, mengatakan puncak musim kemarau tahun ini diprakirakan berlangsung hingga September 2019.
"Dampaknya, musim kemarau yang cukup panjang ini berdampak pada belasan desa yang mengalami kelangkaan air bersih," katanya.
BPBD menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang menghadapi kekurangan air.
"Kami menjamin pasokan atau dropping air bersih akan berjalan lancar meski ada keterbatasan jumlah armada," katanya.
Ia mengimbau warga bijaksana menggunakan air. "Kami imbau warga dapat memanfaatkan air bersih itu secukupnya saja."
Beberapa warga di desa menghadapi kekurangan air bersih berusaha menghemat air dengan mengurangi frekuensi mandi menjadi satu kali per hari. Sebagian warga juga membeli air dan mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan.
Di antara warga ada yang menggunakan mesin pompa untuk menyedot air dari sumber air dan mengalirkannya ke tandon. Mereka kemudian menjual air dengan harga Rp50 ribu per 1.400 liter air kepada warga yang membutuhkan.
Baca juga:
Jumlah keluarga terdampak kekeringan di Banyumas bertambah
Jawa-Bali dan Nusa Tenggara berpotensi alami kekeringan ekstrem
Pewarta: Kutnadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019