Berbagai upaya untuk mengatasi kekeringan di Indonesia harus dilakukan dengan cara-cara yang terukur dan terstruktur sehingga setiap tahun wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan semakin berkurang, kata Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi.Daerah lain bisa belajar dari Jawa Timur tentang bagaimana mengatasi kekeringan yang terukur dan progresif
"Misalnya ada provinsi atau kabupaten/kota yang memiliki potensi kekeringan, harus ada data dan peta berapa jumlahnya dan berapa infrastruktur yang diperlukan untuk mengatasi setiap tahun," kata dia di Jakarta, Jumat.
Dody mengatakan salah satu praktik terbaik mengatasi kekeringan dilakukan oleh BPBD Jawa Timur. Pada 2013, mereka mendata dan memetakan terdapat 900-an wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan.
Setiap tahun, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan upaya-upaya mengatasi kekeringan seperti membangun embung-embung dan membuat sumur bor.
"Saat ini, wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan di Jawa Timur sudah jauh berkurang, kurang dari 100 wilayah yang harus waspada menghadapi kekeringan," tutur dia.
Karena bisa dikatakan sudah berhasil mengatasi kekeringan di wilayahnya, BPBD Jawa Timur sudah tidak perlu meminta bantuan dana siap pakai dari BNPB.
Kekeringan yang terjadi di wilayah bisa diatasi sendiri oleh BPBD Jawa Timur karena jumlahnya sudah semakin berkurang dan infrastruktur untuk mengatasi sudah terbangun.
"Daerah lain bisa belajar dari Jawa Timur tentang bagaimana mengatasi kekeringan yang terukur dan progresif," katanya.
Baca juga: Warga Muara Baru Jakut mengeluh sumur mengering
Baca juga: Jelang kemarau, BPBD Jatim siapkan langkah antisipasi
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019