Perekaman biometrik yang disediakan di Asrama Haji Embarkasi Surabaya itu khusus untuk jamaah calon haji dari Bali dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan yang dari Jawa Timur dipastikan selesai 100 persen.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Jawa Timur, memastikan proses keimigrasian berupa perekaman biometrik pada musim haji tahun 2019 tidak lagi terpusat di Asrama Haji.
Kepala Bidang Dokumen PPIH Embarkasi Surabaya, Peni Wiluntari menjelaskan perekaman biometrik yang meliputi pengambilan identifikasi sidik jari, pengenalan wajah, telapak tangan dan retina mata biasanya dilakukan di bandara kedatangan negara Arab Saudi.
"Untuk memangkas proses birokrasi keimigrasian tersebut, sejak tahun lalu, rekam biometrik bagi jamaah calon haji Indonesia dilakukan di masing-masing embarkasi, termasuk di Asrama Haji Embarkasi Surabaya," katanya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Dia memastikan pelaksanaan rekam biometrik untuk musim haji tahun ini tidak hanya terpusat di masing-masing embarkasi atau keberangkatan jamaah calon haji.
Peni mencontohkan, di Embarkasi Surabaya, pelayanan rekam biometrik telah tersedia di lima titik wilayah Jawa Timur, yaitu Kabupaten Malang, Kota Malang, Banyuwangi, Jember dan Surabaya, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak Maret 2019.
"Dengan begitu, ketika memasuki Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Jamaah calon haji asal Jawa Timur tidak perlu lagi melakukan proses biometrik," ucapnya.
Perekaman biometrik bagi jamaah calon haji, kata dia, menjadi salah satu syarat penerbitan visa.
"Asrama Haji Embarkasi Surabaya tetap menyediakan perekaman biometrik yang disiapkan oleh tim dari pusat. Karena Embarkasi Surabaya juga melayani keberangkatan jamaah calon haji dari Bali dan Nusa Tenggara Timur," katanya.
Ia menegaskan perekaman biometrik yang disediakan di Asrama Haji Embarkasi Surabaya itu khusus untuk jamaah calon haji dari Bali dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan yang dari Jawa Timur dipastikan selesai 100 persen.
Berdasarkan data, seluruh jamaah calon haji Embarkasi Surabaya berjumlah 38.150 orang, yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur.
Jamaah terbanyak dari Jawa Timur berjumlah 35.076 orang, kemudian dari Bali 1.054 orang dan Nusa Tenggara Timur 965 orang.
Mereka terbagi dalam 85 kelompok terbang (kloter) dengan dua gelombang keberangkatan, yaitu kloter 1 sampai 40 atau gelombang pertama dijadwalkan masuk Asrama Haji Embarkasi Surabaya mulai 5 Juli hingga 18 Juli 2019.
Selebihnya, kloter 41 sampai 85 merupakan keberangkatan gelombang kedua yang dijadwalkan masuk Asrama Haji Embarkasi Surabaya mulai 19 Juli hingga 5 Agustus 2019, demikian Peni Wiluntari.
Baca juga: Kloter 1 embarkasi Surabaya berangkat 6 Juli 2019
Baca juga: PPIH: Visa haji Embarkasi Surabaya diterbitkan bertahap
Baca juga: Proses keimigrasian Embarkasi Surabaya terkendala pemindai biometrik
Pewarta: Fiqih Arfani/Hanif Nashrullah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019