"Buah alpukat ini merupakan permintaan baru yang akan kami sampaikan kepada Direktur Jenderal Hortikultura agar ditindaklanjuti dengan izin ekspor buah alpukat ke Jepang," kata Atase Pertanian KBRI Tokyo, Sri Nuryanti dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Nuryanti, meski masih dalam proses, permintaan itu cukup besar peluangnya mengingat saat ini Jepang juga tertarik untuk mengimpor aneka buah asal Indonesia.
Dia berharap proses perizinan ekspor lebih mudah untuk buah alpukat karena Jepang tidak menghasilkannya, sehingga tidak menimbulkan sensitivitas pada isu perlindungan petani domestik.
Apalagi, selama ini Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki syarat ekspor cukup rumit.
"Tentu saya berharap untuk proses perizinan ekspor ini tidak menimbulkan sensitivitas. Kalau ijin ekspor buah mangga sih sudah memasuki tahap ketujuh dari tiga belas tahap yang ada.
Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (MAFF) Jepang juga mengirim surat konfirmasi hasil evaluasi JICA pada perlakuan mangga menggunakan Vapour Heat Treatment (VHT) di Indonesia," katanya.
Nuryanti juga berharap, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan segera melakukan pengajuan izin ekspor ke MAFF sebagai prosedur baku "Evaluation for the Request from Exporting Country for Lifting a Ban on Plant Impor".
"Sebagaimana yang telah diatur dalam 'Article 7.1 Plant Protection Act of Japan'. Prosedur itu harus diajukan," katanya.
Senior Manager Market Development Jepang, Akira Kato menyampaikan bahwa buah alpukat memiliki peluang pasar yang lumayan besar, mengingat kebutuhan masyarakat yang tampak terus meningkat.
"Kami telah memperhatikan peluang pasar buah alpukat segar yang semakin meningkat di Jepang. Untuk itu, kami berharap Pemerintah Indonesia mengajukan izin ekspor buah alpukat agar prosedur karantina bisa segera dimulai," kata Akira Kato.
Menurut Kato, permintaan buah alpukat di Jepang selama lima tahun terakhir mencapai 74 ribu ton. Angka sebesar itu, kata dia, termasuk yang paling luar biasa karena sebelumnya hanya 57 ribu ton.
Sementara untuk akses impor, Jepang sendiri masih bergantung pada Amerika Serikat, Meksiko, Selandia Baru, Vietnam, Peru dan Chili.
"Tapi di tahun 2018 mulai datang dari China dan Australia. Artinya kalau kita perhatikan jenis buah yang dilarang masuk ke Jepang rasanya proses perizinan ekspor tidak akan rumit seperti buah mangga," kata Kato.
Baca juga: Harga alpukat naik 100 persen di Aceh Besar
Baca juga: Alpukat daerah tertinggal jadi suguhan atlit Asian Games
Baca juga: Perlukah mencuci alpukat sebelum memakannya?
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019