• Beranda
  • Berita
  • Gubernur optimistis Kalteng dipilih lokasi ibu kota negara

Gubernur optimistis Kalteng dipilih lokasi ibu kota negara

8 Juli 2019 20:54 WIB
Gubernur optimistis Kalteng dipilih lokasi ibu kota negara
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran didampingi Bupati Kotim Supian Hadi usai pembukaan Pekan Daerah XII KTNA Provinsi Kalteng di Desa Eka Bahurui, Senin (8/7/2019). (FOTO ANTARA/Norjani)
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran optimistis provinsi yang dipimpinnya akan dipilih menjadi lokasi pemindahan Ibu Kota Negera Republik Indonesia, bahkan dia sudah memprediksi lokasi pembangunan pusat pemerintahan.

"Apabila menjadi ibu kota, saya perkirakan di sekitar Kabupaten Gunung Mas. Makanya saya minta masyarakat di sana jangan menjual lahan, apalagi sampai begitu murah," kata Gubernur Sugianto saat berada  di Sampit, Senin.

Pernyataan itu disampaikan Sugianto dalam pidatonya saat pembukaan Pekan Daerah XII Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Kalimantan Tengah di Desa Eka Bahurui Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur.

Tanpa bermaksud mendahului, Sugianto sangat yakin Kalimantan Tengah akan dipilih menjadi lokasi ibu kota negara yang baru. Tentu hal itu jika Tuhan menghendaki keinginan itu terjadi sehingga pemindahan ibu kota itu terlaksana.

Optimistisme itu menurutnya bukan tanpa alasan. Itu disimpulkannya dari beberapa kali diskusi dengan Presiden Joko Widodo dan tim pengkajian pemindahan ibu kota negara, beberapa waktu lalu.

Ditinjau dari banyak faktor, termasuk sejarah, Kalimantan Tengah dinilai paling layak menjadi lokasi pemindahan ibu kota negara, sesuai cita-cita Presiden Soekarno. Bukti sejarah yaitu tugu Soekarno juga memperkuat historis cita-cita Sang Proklamator menjadikan Kalimantan Tengah sebagai ibu kota negara.
Baca juga: Kalimantan Tengah bentuk tim ekspedisi petakan calon ibu kota negara

Secara geografis, Kalimantan Tengah juga dinilai lebih ideal dibanding provinsi lainnya. Terkait banyaknya sebaran gambut yang rawan terbakar, menurut Sugianto, hal itu bisa ditanggulangi dengan mengelolanya secara tepat. Selain itu, masyarakat Dayak juga selalu terbuka menerima pendatang yang ingin hidup dengan damai di Bumi Pancasila ini.

Sugianto berharap tahun ini setelah presiden dan wakil presiden serta anggota DPR RI terpilih dilantik, ada keputusan terkait lokasi pemindahan ibu kota negara. Jika itu terjadi, diperkirakan pada 2021 sudah dimulai pembangunan ibu kota dan pada 2024 sebelum berakhirnya masa jabatan, presiden akan mulai berkantor di Kalimantan Tengah.

Artinya, tambah Sugianto, akan ada pemindahan pemindahan pegawai dari Jakarta ke Kalimantan Tengah dalam jumlah besar. Diperkirakan akan ada sekitar dua juta penduduk baru di kawasan "Segitiga Emas" yaitu Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas.

Sugianto mengaku akan menggelar rapat dengan seluruh bupati dan wali kota terkait persiapan pemindahan ibu kota tersebut. Tujuannya agar seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah beserta masyarakatnya juga mempersiapkan diri sehingga bisa menangkap peluang yang ada nantinya.

"Kalau pindahnya bukan ke Kalimantan Tengah, saya khawatir justu bisa menimbulkan masalah baru. Kalau selain ke Kalimantan Tengah, lebih baik tetap di Jakarta saja," ujar Sugianto disambut tepuk tangan peserta kegiatan yang dihadiri sekitar 3.000 orang tersebut.

Sugianto mengajak seluruh bupati dan wali kota meningkatkan pertanian, peternakan dan perikanan. Selain potensinya masih sangat besar, ini juga untuk mengantisipasi jika pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Tengah benar-benar terwujud.

"Pasti nanti membutuhkan pangan, ternak dan perikanan. Makanya saya sarankan bupati dan wali kota mulai mendorong budidaya pertanian, perikanan dan peternakan karena potensinya akan terus meningkat. Jangan sampai nanti kita mendatangkan dari dari Banjarmasin atau Pulau Jawa," demikian Sugianto.
Baca juga: Kementerian PUPR siapkan masterplan ibu kota setelah lokasi ditentukan
Baca juga: Perpindahan ibu kota negara dorong perdagangan antarwilayah

 

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019