"Dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok yang terbatas, tidak akan mampu untuk membiayai seluruh pembangunan yang ada, jadi perlu juga peran pengusaha lokal," kata Pradi di Depok, Jawa Barat, Selasa.
Dikatakannya, total APBD Kota Depok sekitar Rp3 triliun. Jumlah tersebut digunakan untuk belanja langsung Rp1,8 triliun dan belanja tidak langsung Rp1,2 triliun.
"Anggaran sebesar itu tidak cukup untuk membiayai seluruh pembangunan dengan pertumbuhan Kota Depok yang semakin pesat," ujarnya.
Oleh karena itu, sumber potensi pembangunan harus digali seluas-luasnya dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Terutama para investor dan pengusaha.
Menurut Pradi, salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah membangun komunikasi. Hal tersebut guna mencari solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan pembangunan di Kota Depok.
"Nilai perputaran uang di Kota Depok setiap tahun lebih dari Rp30 triliun. Semua itu berkat peran serta dari investor dan pengusaha," jelasnya.
Untuk itu, Pradi menilai pentingnya membangun komunikasi guna mencari berbagai solusi dari permasalahan yang ada.
Pradi mengatakan langkah selanjutnya adalah perlu ada perencanaan pembangunan Kota Depok untuk jangka panjang. Mulai dari sarana prasarana, infrastruktur, budaya, ekonomi, hingga sosial.
Menurut dia, kalau melihat negara-negara yang sudah maju, kerangka yang dibangun luar biasa dan tertata. Baik trotoar, sanitasi, ruang terbuka, dan lainnya. Semua itu butuh persiapan.
"Kami juga butuh masukan yang konstruktif, ide, dan saran dari berbagai disiplin ilmu sehingga kita bisa mewujudkan pembangunan yang merata," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Depok optimistis capai target PAD Rp1,114 triliun
Baca juga: Pemkot Depok segera revisi Perda KTR
Baca juga: Pembangunan tol Cinere-Jagorawi Depok masuk seksi II
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019