Dari pantauan Antara pada Selasa (9/7/2019), Jalan di depan gedung Menteng Huis yang berseberangan dengan beberapa restoran dan kafe hanya satu jalur jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua, karena sisi kiri jalan dipakai untuk area parkir.
Baca juga: Koalisi pejalan kaki apresiasi pembangunan revitalisasi trotoar
Baca juga: DPRD DKI harap revitalisasi trotoar tak persempit jalan raya
Baca juga: Trotoar lebar tapi nyawa pejalan kaki masih terancam di Jakarta?
Dua jalur jalan dapat kembali digunakan di depan Taman Ismail Marzuki sampai Stasiun Cikini, namun kendaraan tidak dapat dipacu dengan kecepatan tinggi karena banyaknya kegiatan masuk-keluar kendaraan dari gedung-gedung yang ada di sepanjang jalan, serta banyaknya kendaraan yang masuk-keluar dari jalan-jalan kecil seperti Jalan Cikini III, Jalan Cikini IV, dan Jalan Raden Saleh.
Sebagian pengemudi kendaraan bermotor mengeluhkan kemacetan yang timbul, meski mereka dapat memahami proses revitalisasi trotoar ini.
"Sebenarnya bagus sih, tapi jadinya makin macet nih. Apalagi pas jam pulang kerja," kata Heri, seorang pengemudi ojek daring.
Para pejalan kaki juga tidak dapat berjalan di trotoar pada beberapa titik pengerjaan revitalisasi trotoar, sehingga mereka harus berjalan di jalan aspal meski dibatasi dengan pembatas temporer.
"Agak bahaya karena saya harus turun ke jalan. Yah mudah-mudahan setelah diperbaiki, bisa semakin nyaman jalan di trotoarnya dan tidak dipenuhi pedagang kaki lima," tutur Sari, salah seorang pejalan kaki.
Pengerjaan trotoar telah memperlihatkan hasil pada sejumlah titik seperti di depan Hotel Whiz Cikini, namun pada sebagian jalan lain seperti di depan kampus ABA, proses pengerjaan baru sampai pada pembongkaran conblok lama.
Proyek revitalisasi trotoar di Jalan Cikini Raya telah berlangsung sejak Juni silam dan direncanakan selesai pada Desember tahun ini. Dengan proyek ini, trotoar yang sebelumnya hanya memiliki lebar maksimal tiga meter akan dibesarkan menjadi sekitar empat sampai tujuh meter.
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019