"Hal tersebut kami upayakan dengan mendorong lebih banyak pelajar Indonesia untuk pergi dan belajar di AS," kata Dubes Donovan dalam "Dialog Keragaman dan Pendidikan di Amerika" yang diselenggarakan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Selasa.
Diikuti oleh 113 santri dari sejumlah pondok pesantren asal Garut, Jawa Barat, dialog tersebut bertujuan memberikan pemahaman mengenai AS dan program-program pertukaran antarmasyarakat.
Pemerintah AS memiliki sejumlah program pertukaran pelajar antara lain Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study Program (YES) untuk pelajar SMA berusia 15-17 tahun belajar selama satu tahun di AS serta Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) untuk profesional berusia 18-35 tahun yang bertujuan memperkuat pengembangan kepemimpinan dan jejaring di Asia Tenggara.
Selain itu, pemerintah AS juga menyediakan beasiswa akademik, yang salah satunya paling terkenal adalah Fulbright.
Baca juga: AS sediakan beasiswa S2 peringati 70 tahun hubungan dengan Indonesia
"Tetapi sebelum para pelajar ini berangkat ke AS, kami perlu memastikan bahwa mereka memiliki perangkat dan keahlian supaya mereka berhasil dalam studi," ujar Donovan.
Program persiapan yang dimaksud mencakup kursus bahasa Inggris (English Teaching Assistance) oleh relawan dari AS serta layanan konseling pendidikan oleh staf Education USA yang akan membantu calon pelajar untuk berkonsultasi secara individu mengenai sekolah atau universitas terbaik yang bisa mereka tuju di AS.
Saat ini tercatat hampir 9.000 pelajar Indonesia menjalani studi dan program pertukaran di AS.
Menginjak 70 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Indonesia tahun ini, pemerintah AS juga mengharapkan peningkatan kerja sama pendidikan dengan Indonesia.
Baca juga: Asisten Menlu AS harapkan peningkatan kerja sama pendidikan
Baca juga: Kemlu RI-AS adakan program Indonesia-USA7Oth Youth Ambassadors
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
