"Semua dalam kondisi baik, tidak terjadi kerusakan pascagempa," kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Sulawesi Utara dan Gorontalo, Triono Junoasmono di Manado, Selasa.
Setelah gempa, semua ruas jalan dan jembatan yang berada di wilayah kerja BPJN XV telah disurvei.
Begitupun dengan infrastruktur yang dibangun di wilayah kepulauan, dipastikan tidak mengalami kerusakan.
"Semua (infrastruktur jalan dan jembatan) dalam kondisi baik dan bisa dimanfaatkan masyarakat," kata Triono.
Gempa tektonik yang terjadi di antara wilayah laut Sulawesi Utara dan Maluku Utara ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akibat adanya tekanan/kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur.
Akibatnya, lempeng Laut Maluku terjepit hingga membentuk subduksi ganda ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.
Pada Minggu (7/7) pukul 22.08.42 WIB gempa bumi tektonik mengguncang wilayah laut sebelah barat Kota Ternate.
Episenter gempa terletak di koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT atau tepatnya berlokasi di dasar laut kedalaman 49 kilometer pada jarak 133 kilometer arah barat Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.*
Baca juga: Gempa magnitudo 7,0 di Maluku Utara jenis dangkal
Baca juga: BPBD Bitung: Belum ada informasi kerusakan pascagempa Ternate
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019