"Dengan menggunakan bahan baku rumput laut yang sangat melimpah dan halal, produk cangkang kapsul ini diharapkan mempunyai daya saing yang tinggi secara ekonomi, dan dapat diterima baik oleh masyarakat pengguna," kata Kepala BPPT Hammam Riza saat peluncuran cangkang kapsul rumput laut di PT Kapsulindo Nusantara, Gunung Putri, Bogor, Rabu.
Cangkang kapsul rumput laut buatan lokal yang siap diproduksi secara massal itu diharapkan akan mendorong daya saing industri farmasi dalam negeri.
Hingga saat ini pembungkus kapsul untuk obat dibuat dari gelatin yang bahan bakunya diimpor karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan.
Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara produsen rumput laut terbesar dunia yang masih mengekspor sebagian besar rumput laut dalam bentuk bahan mentah.
Dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah, produksi cangkang kapsul rumput laut berpotensi besar mengisi pasar pembungkus kapsul.
Kapsul rumput laut merupakan hasil inovasi yang pada awalnya dikembangkan di laboratorium oleh para perekayasa Pusat Teknologi Agroindustri BPPT.
BPPT kemudian menjalin kerja sama dengan PT Kapsulindo Nusantara untuk mengembangkan produk, menyesuaikannya dengan mesin produksi yang sebelumnya digunakan untuk produksi kapsul gelatin.
PT Kapsulindo Nusantara sekarang sudah siap memproduksi kapsul rumput laut itu secara komersial.
"Untuk mengkomersialisasikan produk invensi, BPPT sebagai lembaga pemerintah, tidak dapat bekerja sendiri. Oleh karena itu BPPT harus menggandeng mitra industri," demikian Hammam Riza.
Baca juga:
BPPT sempurnakan teknologi produksi cangkang kapsul rumput laut
Kemenko Maritim-Unair kembangkan industri cangkang kapsul rumput laut
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019