Sri, penumpang asal Kalimati, saat ditemui di Stasiun Taman Kota, Jakarta, Rabu, mengatakan kebijakan itu memudahkan pengguna yang rutin memakai KRL, tetapi dapat menyulitkan mereka yang tidak terlalu sering bepergian dengan kereta.
"Kalau saya, karena sering bepergian, ya tidak begitu terpengaruh kalau THB dihapus. Tapi, kalau yang awam mungkin bisa kerepotan karena mereka tak tahu caranya," kata Sri.
Perempuan yang ditemui bersama anak laki-lakinya itu pun menyarankan sebaiknya sosialisasi dilakukan secara intensif oleh pihak stasiun.
Sosialisasi yang dimaksud Sri bukan hanya pengumuman penghapusan THB di Stasiun Taman Kota per 1 Agustus, tetapi juga cara memperoleh Kartu Multi Trip (KMT).
Baca juga: Seluruh stasiun kereta akan dilengkapi e-kios
Senada dengan itu, Erico, warga Bintaro yang ditemui di Stasiun Taman Kota mengatakan pemberhentian layanan THB perlu diiringi dengan kesiapan fasilitas dan petugas, khususnya dalam menghadapi penumpang yang awam dengan KMT dan uang elektronik.
Contohnya, menurut Erico, mesin isi ulang saldo KMT di Stasiun Taman Kota perlu ditambah, karena saat ini baru ada satu unit yang tersedia.
Tidak hanya itu, petugas harus siaga berada di samping mesin isi saldo KMT untuk mengantisipasi apabila ada penumpang yang kesulitan.
Tidak jauh dari Erico, Arlim, penumpang yang ditemui di peron kereta arah Duri-Tangerang menyambut kebijakan pemberhentian THB, karena menurut dia sudah saatnya warga tak lagi membawa banyak uang dalam bentuk fisik saat bepergian.
Namun, ia menyarankan saat kebijakan itu dijalankan pendampingan dari petugas perlu ditingkatkan, khususnya untuk penumpang yang awam dengan KMT dan uang elektronik serta orang lanjut usia (lansia).
"Beberapa lansia seperti saya mungkin gagap nanti kalau sudah tak bisa pakai kartu harian. Yang penting nanti, petugasnya standby (siaga, Red) untuk mengarahkan," kata Arlim.
Per 1 Agustus, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberhentikan layanan tiket harian di lima titik, yaitu Stasiun Taman Kota, Stasiun Palmerah, Stasiun Cikini, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Universitas Indonesia.
Saat kebijakan itu berlaku, artinya penumpang di lima stasiun tersebut hanya dapat menggunakan KMT dan uang elektronik untuk masuk ke peron.
KMT dapat diperoleh di loket seluruh stasiun kereta KRL seharga Rp30.000 dengan saldo Rp10.000.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019