Puluhan pengungsi tersebut menduduki jalan sambil membawa kertas-kertas bertuliskan "Saya Pengungsi Saya Manusia" dan terdiri dari pria dan wanita dalam berbagai rentang usia.
Baca juga: Bus Transjakarta disiapkan angkut pencari suaka Kebon Sirih
Baca juga: Kemensos beri bantuan dan pendampingan psikososial bagi pencari suaka
Baca juga: Warga keluhkan pencari suaka bikin lingkungan Kebon Sirih kumuh
Perwakilan UNHCR yang ditemani oleh penerjemah akhirnya menemui mereka dan meminta agar kelompok tersebut memilih perwakilan untuk menemui petugas UNHCR dan harus membubarkan diri dari depan Gedung Ravindo.
Namun, pengungsi menolak mengirim perwakilan dan meminta agar petugas UNHCR datang menemui mereka secara langsung karena mereka tidak ingin hanya sekedar bertemu tapi menuntut hak mereka sebagai pengungsi yang sudah bertahun-tahun berada di Indonesia.
"Saya mengerti tuntuan kalian, tapi ingat kami ada prosedur sendiri. Ini tidak hanya berlaku untuk kalian tapi semua pengungsi. Dan tolong ingat ketika kalian datang ke rumah seseorang ada peraturan yang berlaku," ujar perwakilan UNHCR yang menemui pengungsi.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan ratusan pencari suaka itu akan direlokasi.
Rencana relokasi itu disampaikannya saat meninjau lokasi pengungsian yang ditempati oleh sekitar 241 orang itu di kawasan Kebon Sirih, Jakarta.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019