"Kami dapatkan aspirasi yang kuat dari teman-teman untuk meneruskan menjadi sebuah gerakan politik berbentuk partai politik yang memecah kebekuan yang sekarang muncul di tengah-tengah masyarakat," kata Fahri di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan pembicaraan untuk menjadikan Garbi sebagai parpol belum diformalkan sehingga tinggal menunggu waktu kapan melakukan formalisasi pembentukan partai politik.
Menurut Fahri yang merupakan salah satu penggagas Garbi, parpol baru yang ingin dibentuk adalah partai yang ingin keluar dari stigma yang menyempitkan potensi bangsa Indonesia.
"Stigma yang kontra-produktif terhadap peluang kolaborasi inovatif dan kreatif diantara sesama anak bangsa. Jadi kami ingin memulai dengan satu pendekatan yang memiliki implikasi menumbuhkan optimisme dan imajinasi tentang kebesaran Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Garbi salurkan bantuan kepada korban banjir Sentani
Baca juga: Fahri: Indonesia disatukan atas dasar ide
Baca juga: Hentikan pengadilan pemikiran melalui UU ITE
Dia mengatakan parpol baru tersebut tidak mau terjebak untuk masuk dalam kategorisasi ideologis, kalaupun ada kategorisasi ideologis, mau dikategorisasi secara metodologis yaitu tentang cara menghadapi persoalan dan menyelesaikan persoalan bangsa.
Dia menilai hal itu jauh lebih produktif dari pada memakai dan mengekang dalam kategori ideologis yang tidak produktif.
"Pada dasarnya demokrasi adalah pasar ide dan karena dari awal kita adalah semacam gerakan pemikiran yang berusaha memaparkan berbagai pandangan yang lebih komprehensif tentang cara kita melihat Indonesia dari masa ke masa," katanya.
Dia tidak ingin Garbi ketika menjadi partai hanya berbasis pada politik aliran tradisional namun melintas batas kepada siapa saja yang menyepakati cara berpikir yang ditawarkannya.
Baca juga: Fahri: Garbi muncul atas kegelisahan kolektif
Baca juga: Fahri dan Dhani hadiri deklarasi Garbi Jatim
Baca juga: GARBI Sumut dideklarasikan
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019