• Beranda
  • Berita
  • BNPB: pemimpin daerah harus memahami potensi bencana di wilayahnya

BNPB: pemimpin daerah harus memahami potensi bencana di wilayahnya

12 Juli 2019 07:27 WIB
BNPB: pemimpin daerah harus memahami potensi bencana di wilayahnya
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo (kiri) bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis (11/7/2019) malam. (ANTARA/HO Humas Pemprov Jatim)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan bahwa setiap pemimpin daerah harus memahami potensi bencana di wilayahnya serta melakukan upaya-upaya untuk mencegah dan mengantisipasi kemungkinan dampaknya.

"Bupati/wali kota, camat, sampai kepala desa harus mengetahui apa potensi ancaman bencana di daerah masing-masing," katanya usai bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis malam (11/7).

Mengetahui dan memahami potensi dan ancaman bencana, menurut dia, merupakan bagian dari kesiapan mencegah dan mengantisipasi dampak bencana.

Setelah mengetahui dan memahami potensi bencana di wilayahnya, ia melanjutkan, pemimpin daerah harus menyiapkan strategi pencegahan dan penanggulangan dengan tujuan meminimalkan jumlah korban dan kerugian akibat bencana.

"Pelayanan publik yang terbaik adalah bagaimana negara hadir memberikan perlindungan kepada masyarakat dan menyelamatkan jiwa manusia," katanya.

Desa Tangguh

Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam mencegah dan menghadapi bencana, BNPB antara lain melaksanakan ekspedisi desa tangguh bencana (Destana), yang mencakup sosialisasi dan pelatihan-pelatihan hingga tingkat keluarga.

Doni mencontohkan, daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau teknologi membutuhkan strategi khusus untuk menyampaikan peringatan dini bencana, misalnya dengan meminta warga meletakkan barang yang mudah jatuh pada bagian tertentu dalam rumah untuk menandai gempa.

"Begitu ada gempa kalengnya jatuh, dan itu tanda bahwa dia harus segera meninggalkan rumah. Ini dilakukan terutama saat malam hari atau ketika kita tidur," katanya.

Doni mengemukakan bahwa sampai saat ini belum ada satu teknologi pun yang memungkinkan pemrakiraan gempa terjadi.
​​​​​​​
"Tetapi, pengetahuan terus berkembang. Mudah-mudahan di kemudian hari teknologi bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi. Namun, sejauh ini yang sangat akurat belum ada, hanya saja yang mendekati akurat sudah mulai banyak," katanya.

Baca juga:
Pemerintah dorong inovasi bidang pangan dan mitigasi bencana
BNPB imbau daerah siapkan rencana hadapi dampak anomali cuaca

 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019