• Beranda
  • Berita
  • Kapolri ingatkan dominasi "masyarakat bawah" berpotensi perpecahan

Kapolri ingatkan dominasi "masyarakat bawah" berpotensi perpecahan

12 Juli 2019 11:20 WIB
Kapolri ingatkan dominasi "masyarakat bawah" berpotensi perpecahan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat memberikan pembekalan kepada 781 orang calon perwira remaja (Capaja) TNI dan Polri Tahun 2019 di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (12/7/2019). (Antara Foto/Syaiful Hakim)
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian, mengingatkan, negara yang masih didominasi oleh masyarakat kelas bawah berpotensi terjadinya perpecahan.

"Bangsa kita masih di dominasi oleh masyarakat kelas bawah, sehingga masih berpotensi perpecahan dari faktor internal. Selama 74 tahun dominasi low class yang masih banyak dan pengangguran masih tinggi," kata Tito saat memberikan pembekalan kepada 781 orang calon perwira (Capaja) TNI dan Polri Tahun 2019 di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.

Baca juga: Kapolri terima kasih terkait kenaikan tunjangan kinerja polisi

Baca juga: Tito Karnavian pilih konsentrasi selesaikan tugas kepolisian

Baca juga: Hari Bhayangkara, Presiden pesan kepolisian terus jadi pengayom


Menurut dia, negara-negara yang masih di dominasi masyarakat kelas bawah rentan terjadinya ketidakpuasan kepada pemerintah, rentan terjadi kecumburuan sosial, rentan terhadap provokasi, rentan diadu domba antar masyarakat di kelas itu atau antar kelas.

Dia mengingatkan, di tengah perjalanan bangsa Indonesia sejak kemerdekaan selama 74 Tahun, harus diakui bahwa bangsa Indonesia belum mampu menciptakan negara yang masyarakatnya didominasi oleh kelas menengah.

"Kita harus jujur bahwa kita belum mampu membuat bangsa kita dalam demografinya didominasi masyarakat kelas menengah. Indikator negara kuat dan stabil adalah masyarakat kelas menengah yang besar," jelasnya.

Ia mencontohkan, seluruh negara besar dan kuat hampir dipastikan masyarakatnya didominasi oleh kelas menengah, sedangkan masyarakat kelas bawah keberadaannya hanya sebagian kecil seperti halnya, Amerika, Singapura, Selandia Baru, Denmark, Norwegia, Finlandia, dan lainnya.

"Negara kuat didominasi kelas menengah. Potensi konflik menjadi lebih rendah karena kecukupan. Bangsa yang memiliki kelas menengah yang lebih besar, akan meminimalkan konflik," ujar Tito.

Saat ini, menurut Tito, walaupun pemerataan kesejahteraan naik, namun relatif masih kurang. Semua ini menjadi potensi mentriger atau memicu munculnya isu-isu lain yang bersifat primordial.

"Isu ideologi, agama, perbedaan suku, ras, akan muncul ketika terjadi permasalahan di bidang kesejahteraan ekonomi," ujarnya.

Untuk faktor eksternal, dijelaskan Tito, Indonesia tidak berada di ruang vakum atau berdiri sendiri. Ada dinamika hubungan internasional yang tentunya melibatkan Indonesia.

Perpecahan, tambah dia, juga bisa terjadi jika bangsa Indonesia tidak mampu mengikuti perkembangan global yang terjadi.

Dalam kesempatan itu, Kapolri di hadapan ratusan Capaja TNI-Polri menyebutkan bahwa TNI dan Polri merupakan pilar dalam menjaga keutuhan bangsa menuju Indonesia lebih maju ke depan.

"Saya harapkan Capaja TNI-Polri bisa menjalin hubungan baik sebagai kolega, sahabat, teman dan saudara. Mari bersatu padu dan bersinergi. Kompetisi adalah hal biasa, tapi kompetisi yang sehat," kata Tito.

Dalam pembekalan calon perwira TNI dan Polri turut hadir Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang juga akan memberikan pembekalan, Kepala Staf Angkatan, Danjen Akademi TNI Laksamana Madya (Laksdya) TNI Aan Kurnia, Kalemdiklatpol Komjen (Pol) Arief Sulistyanto, dan lain-lain.

Pembekalan kepada calon perwira TNI dan Polri dilakukan sekaligus untuk persiapan pelaksanaan Prasetya Perwira TNI dan Pelantikan Perwira Polri di Istana Merdeka yang akan dilaksanakan Selasa (16/7) mendatang.

Prasetya Perwira TNI dan Pelantikan Perwira Polri 2019 merupakan upacara penyumpahan dan pelantikan perwira TNI dan Polri, lulusan dari Akademi Angkatan (Akmil, AAL, AAU dan Akademi Kepolisian. Dalam kesempatan itu Presiden RI selaku Panglima tertinggi Bapak Ir Joko Widodo akan bertindak selaku Inspektur Upacara.

Komposisi jumlah calon perwira TNI dan Polri yang akan dilantik Akmil Putra 244, Putri 15 Jumlah 259, Akademi Angkatan Laut (AAL) Putra 103 Putri 14 Jumlah 117, Akademi Angkatan Udara (AAU) Putra 90, Putri 9 Jumlah 99 dan Akademi Kepolisian (Akpol) Putra 256, Putri 50 Jumlah 306.

Praspa TNI dan Pelantikan Polri juga akan dihadiri Presiden RI, Ibu Negara, Wapres/Ibu, Menkopolhukam,Panglima TNI,Kapolri, Para Kepala Staf Angkatan, Danjen Akademi TNI, Kalemdiklatpol, Gubernur Akademi Angkatan, Atase Pertahanan Negara Sahabat.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019