Berdasarkan laman resmi Wimbledon, Priska menghasilkan 25 winner dibanding lawannya yang hanya 15, namun melakukan 37 kesalahan sendiri, jauh lebih banyak dibanding 21 yang dilakukan Alexa Noel.
Hasil tersebut lebih baik dibanding penampilan Priska di Australia Open ketika ia terhenti pada putaran ketiga, kalah oleh petenis Latvia Kamilla Bartone 3-6, 6-3, 3-6.
Sebelumnya, petenis berusia 16 tahun itu lolos ke perempat final setelah mengalahkan petenis Ceko Linda Fruhvirtova dalam tiga set 4-6, 6-3, 6-3.
Kemenangan di lapangan rumput ini menjadi pembalasan Priska atas kekalahan yang ia alami saat keduanya bertemu di lapangan tanah liat JA Milan bulan lalu.
Priska menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa pada babak delapan besar Grand Slam yang berlangsung di Inggris tersebut, setelah Christopher Rungkat tersingkir akibat kekalahan pada dua nomor yang ia ikuti itu.
Bersama petenis Taiwan Hsieh Cheng Peng pada nomor ganda putra, Christo tersingkir pada putaran pertama Wimbledon, sedangkan bersama petenis Jepang Shuko Aoyama, ia terhenti pada putaran kedua.
Priska bergabung dengan "Grand Slam Development Fund Team", sebuah tim asuhan Federasi Tenis Internasional (ITF) yang mengajak petenis dari seluruh dunia ikut berkompetisi pada ajang Grand Slam.
Menurut Priska, bergabung dengan GSDF selain memberikan keuntungan berupa pengalaman bertanding di Grand Slam, juga menambah kualitas bermain berkat latihan yang sangat baik.
Meski baru bergabung selama dua bulan, bermula saat musim tanah liat, Priska sudah mendapat penilaian dan dukungan apik dari seluruh anggota tim GSDF, baik dari pelatih maupun dari sesama pemain.
Baca juga: Priska cetak prestasi ke perempat final junior
Baca juga: Priska nikmati pertandingan lapangan rumput Wimbledon
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019