Dua dokter dibantu beberapa petugas medis Puskesmas Kalideres tampak kewalahan melayani pasien. Bahkan beberapa di antara pengungsi ini tidak bisa berbahasa Inggris dan Indonesia, sehingga perlu didampingi penerjemah.
Baca juga: Perjalanan panjang pengungsi di Kebon Sirih mencari keamanan
"Mayoritas pengungsi menderita ISPA, seperti batuk dan flu," kata Anton, dokter dari Puskesmas Kalideres saat ditemui di lokasi penampungan, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa Pemerintah DKI Jakarta memberikan bantuan pengobatan gratis untuk para pengungsi suaka sebagai bentuk peduli kemanusiaan kepada mereka yang menjadi korban konflik dan perang.
Baca juga: Puluhan pengungsi suaka di Kalideres dapat pengobatan gratis
"Untuk pemeriksaan penyakit harus dilakukan di Puskesmas atau rumah sakit, karena sekarang khusus untuk pengobatan saja," ujarnya.
Lebih lanjut Anton menganjurkan pengungsi agar menghabiskan obat yang telah diberikan serta menjaga kebersihan di sekitar kawasan penampungan.
Baca juga: Kondisi pencari suaka Kalideres setelah dipindahkan dari Kebon Sirih
Selain mengidap ISPA, beberapa di antara pengungsi ini juga ada yang mengalami demam panas, patah tulang dan juga hamil, sehingga perlu mendapatkan penanganan medis yang intensif.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019