Masyarakat di wilayah Papua dan Papua Barat yang tinggal di pesisir utara diimbau mewaspadai dampak gelombang tersebut.
Kepala BMKG Stasiun Rendani Manokwari Denny Putiray, Jumat, mengatakan tinggi gelombang di perairan laut utara Papua dan Papua Barat tersebut diperkirakan bisa mencapai 3,5 meter pada Sabtu (13/7).
Ia menjelaskan, di Pasifik sebelah utara Papua Barat terdapat tekanan rendah yang dapat menyebabkan konvergensi atau pertemuan udara. Ini berdampak pada munculnya awan cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan angin kencang dan gelombang tinggi
Selain itu, wilayah ini pun berpotensi terjadi hujan disertai guntur kilat.
"Manokwari, Kota Sorong, Tambrauw, Raja Ampat, Teluk Wondama, Manokwari Selatan ini berhadapan langsung dengan Laut Pasifik. Begitu pula Biak dan Numfor Provinsi Papua," kata dia.
Nelayan di daerah-daerah tersebut yang hendak melaut diimbau waspada, begitu pula masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu.
"Saudara-saudara kita baik di Manokwari ini kan biasa melakukan perjalanan menggunakan perahu menuju Biak juga Numfor, begitu pun sebaliknya. Kami sarankan hati-hati lihat cuaca dan angin demi keselamatan," kata dia.
Ia mengutarakan, secara umum cuaca di seluruh daerah di Papua Barat pada Sabtu (13/7) memiliki potensi berawan hingga hujan ringan. Suhu udara diperkirakan berada pada kisaran 25 hingga 31 derajat celsius.
Angin bertiup dari arah barat ke utara dengan kecepatan antara 3 hingga 10 knots atau 6 hingga 20 km/jam. Manokwari pun diprediksi berawan dan berpotensi hujan ringan.
Baca juga: Pola angin di wilayah ekuator picu gelombang tinggi di NTT
Baca juga: BMKG: Pernah terjadi tsunami di selatan Jawa
Baca juga: BMKG deteksi 99 gempa susulan setelah gempa Ternate
Pewarta: Toyiban
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019