"Saya cukup santai hadapi komentar di media sosial. Komentar negatif itu memang ada yang membuat saya marah. Tapi, saya tidak terlalu ambil hati. Ya udahlah, terserah," kata petenis berusia 29 tahun itu ketika berkunjung ke Redaksi Antara di Jakarta, Jumat.
Petenis yang menempati peringkat 69 dalam ATP pada pekan kedua Juli 2019 itu mengatakan akun-akun media sosialnya, seperti Instagram dan Twitter, menjadi medium untuk menampilkan pencapaiannya dalam berbagai kejuaraan tenis internasional.
"Kalau informasi tentang pertandingan, tentu sudah ada secara detail pada situs resminya. Saya lebih menggunakan akun media sosial untuk berbagi tentang pengalaman, baik saat bertanding maupun saat bepergian untuk mengikuti turnamen," katanya.
Christo menyadari berbagi komentar dari warganet baik secara positif ataupun negatif merupakan konsekuensinya sebagai sosok publik di Tanah Air.
"Konsekuensi bermedia sosial, orang bebas beropini. Tapi, itu kembali kepada saya, bagaimana merespons komentar-komentar itu," katanya.
Asian Games 2018, lanjut atlet kelahiran Jakarta itu, merupakan momentum saat akun media sosialnya banyak mendapatkan balasan dari warganet asal Indonesia.
"Salah satu unggahan saya yang paling banyak mendapatkan balasan itu setelah Asian Games. Saya bahkan tidak sempat membaca balasan itu satu demi satu. Tapi, saya melihat semua orang berkomentar positif dan turut dalam euforia setelah kami mendapatkan emas," ujar pasangan Aldila Sutjiadi yang meraih medali emas pada nomor ganda campuran itu.
Christo menambahkan salah satu kiat yang dipraktikkannya terkait media sosial adalah tidak mengakses media sosial sebelum mengikuti pertandingan.
"Saya hanya fokus pada persiapan pertandingan saja," katanya.
Baca juga: Christo sebut tantangan lolos ke Olimpiade 2020 cukup berat
Baca juga: Petenis Christopher Rungkat ungkap rencana menikah
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019