• Beranda
  • Berita
  • Panglima TNI ingatkan ancaman ladang ganja di perbatasan

Panglima TNI ingatkan ancaman ladang ganja di perbatasan

12 Juli 2019 22:03 WIB
Panglima TNI ingatkan ancaman ladang ganja di perbatasan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan pengarahan kepada prajurit Yonif Raider 509 yang bertugas di perbatasan RI - Papua New Guinea di Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 509/ Balawara Yudha Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat petang (ANTARA/ Zumrotun Solichah)
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan kepada ratusan prajurit yang akan bertugas menjaga perbatasan terkait dengan ancaman ladang ganja, sehingga perbatasan menjadi perhatian prajurit untuk memitigasi masuknya barang-barang ilegal tersebut ke Indonesia.

Pesan tersebut disampaikan Panglima TNI usai melakukan pemeriksaan dan pengecekan kesiapan 450 prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 509/ Balawara Yudha yang akan bertugas dalam operasi satuan petugas pengamanan perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia - Papua New Guinea di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat petang.

Baca juga: Panglima TNI ingatkan tantangan tugas TNI semakin kompleks
Baca juga: Panglima TNI lantik 169 Perwira Prajurit Karier TNI


"Kami terus melakukan analisa dan evaluasi semua yang terjadi di perbatasan, sehingga kami mendapatkan turunan dari pasukan yang sebelumnya di sana terkait dengan ancaman dan hambatan apa saja di wilayah sana," kata Hadi.

Ia menjelaskan ada beberapa evaluasi yang sudah dilaporkan terkait dengan kerawanan di perbatasan RI-Papua, khususnya adalah masalah sarana dan prasarana karena di sana medannya berbeda dengan kondisi yang ada di Pulau Jawa.

"Misalnya pakaian, perlengkapan, kemudian peralatan untuk patroli, dan radio karena medan di sana bukan medan datar tapi bergunung-gunung, sehingga upaya mereka membuat repreter dengan mobile," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, yang menjadi kendala adalah bagaimana setiap hari mendapatkan pasokan listrik karena para prajurit harus mengambil dari solar sel untuk dimasukkan ke aki, dan akinya juga harus memiliki kemampuan yang cukup panjang, sehingga kendala akan diupayakan untuk dilengkapi semuanya.

"Untuk Kabupaten Pegunungan Bintang memang daerah yang paling rawan dan terjadi perang antarsuku di sana, sehingga prajurit terus diberikan informasi intelijen terkait banyak hal dan mereka akan terus bekerja sama dengan kepolisian apabila mendapatkan ancaman-ancaman tersebut," ujarnya.

Sebanyak 450 orang prajurit Yonif Raider 509 yang akan bertugas di wilayah perbatasan RI-Papua New Guinea akan berangkat mulai Agustus 2019 dan mereka akan berada di perbatasan selama sembilan bulan di Kabupaten Keerom dan Pegunungan Bintang, Papua.

Baca juga: Panglima TNI sebut Capaja TNI-Polri merupakan investasi negara
Baca juga: Panglima TNI ingatkan Capaja TNI-Polri tak lakukan kekerasan

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019