"Malam kayaknya spanduk itu dipasang, saya kemarin pulang jam sepuluh malam belum ada itu. Sepertinya, warga kompleks sini yang pasang," ungkap Mirah, pedagang yang berjualan di depan tempat penampungan itu.
Baca juga: Perjalanan panjang pengungsi di Kebon Sirih mencari keamanan
Baca juga: Ratusan pencari suaka dipindahkan ke Eks Kodim Jakarta Barat
Gedung eks kodim itu memang berada di dekat kompleks Perumahan Daan Mogot Baru yang ramai penduduk.
Mirah mengaku sebagai pedagang kaki lima dia tidak merasakan dampak langsung dengan kedatangan pengungsi
"Kalau takut memang rasanya takut karena kan orang asing, tapi sejauh ini mereka sih tidak mengganggu," ujar Mirah.
Lain lagi reaksi Iis, penjaja soto yang sudah berjualan di depan gedung eks kodim selama sepuluh tahun.
"Saya kesalnya mereka suka tidur sembarangan, bahkan di jalan. Kan itu mengganggu sekali," katanya.
Baca juga: Ratusan pencari suaka di Kebon Sirih butuh bantuan makanan
Menurut Iis, dia sudah biasa melihat pengungsi karena mereka berkemah di Kalideres, tepatnya di dekat Rumah Detensi Imigrasi Kalideres.
"Sudah biasa lihat mereka, dulu mereka bikin tenda di pinggir jalan. Tidak sukanya karena bikin kotor trotoar," ujarnya.
Menurut data terakhir dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) terdapat sekitar 1.155 orang pengungsi yang terdaftar di lokasi tersebut.
Para pengungsi tersebut direlokasi dari daerah Kebon Sirih, Jakarta Pusat, setelah beberapa pekan tidur di trotoar jalan.
Baca juga: Legislator: Pastikan pengungsi tidak kembali lagi ke jalan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019